Metrum Calamum - 270 hari dalam ukuran pena

  • 0

[H-238]

Hari ini, sudah lewat 32 hari sejak pertama kuputuskan menghitung mundur dari angka 270, yang menjadi titik awal komitmen perubahan diri.

Entah angin apa yang membisikiku untuk memunculkan sederet angka berjajar tiga itu, 270, tepat 1 jam setelah menghadiri sebuah Training yang menjadi titik ledakan perubahan diri saya, Training Muda Mulia 5.

Dua Ratus Tujuh Puluh, angka yang cukup besar memang, apalagi mengingat angka sebesar itu hampir mendekati jumlah hari dalam satu tahun. Waktu yang dibutuhkan kebanyakan kita untuk melakukan perubahan diri, ditandai dengan adanya tulisan berjudul Resolusi Tahun xx di setiap awal tahun.

Bukan, bukan sekedar itu. 270 disini mewakili satu set perhitungan mundur, akan adanya suatu kejadian besar yang terjadi dalam kehidupan saya, mungkin juga menyangkut anda yang membaca tulisan ini.

Sering kita temui hitungan mundur serupa dialamatkan pada orang-orang hebat, tentang hitungan mundur komitmennya dalam memenuhi ekspektasi masyarakat, misalnya tentang janji perubahan yang akan dilakukan dalam masa jabatan 100 hari kerja seorang gubernur.

Ya, 270, bukan 100. Tidak perlu perhitungan rumit dengan berpoin-poin pertimbangan untuk merumuskan lahirnya angka itu. Angka itu muncul begitu saja, seperti ilham dari Tuhan.

Masih berfikir 270 itu besar? baiklah, saya bantu untuk menyederhanakannya, 270 itu adalah hitungan hari, yang jika dibagi dalam bilangan bulan, ia hanya menyisakan angak 9. Ya, 9 bulan, sama seperti waktu normal usia kandungan seorang ibu.

Mungkin itulah salah satu alasan mengapa saya memilih angka 270 untuk hitung mundur ajaib ini, karena dengan kata lain ia sama dengan 9 bulan. Saya berharap ini seperti menghitung hari-hari menjelang kelahiran seorang bayi, benih baru, jiwa baru yang lahir dari hasil perkawinan antara mimpi dan ikhtiar perubahan.

Alasan lainnya adalah, saya sedikit banyak menyukai angka 27, mungkin lebih tepatnya hormat. Akan 27 derajat yang diberikan kepada orang yang shalat berjamaah, kejadian Isra' Mi'raj yang diperkirakan tanggal 27 Rajab, dan mungkin sesuatu yang terjadi di tanggal 27 lainnya.

Tapi mengapa tidak mengambil 27 saja? bagi saya angka itu terlalu kecil, bahkan dengan tipikal saya yang cenderung praktis dan kadang kurang terencana, tentu 27 hari itu waktu yang sangat singkat, kalau tidak bisa dibilang terburu-buru.

Agaknya, waktu kurang dari satu bulan itu baru cukup untuk merumuskan rencana perubahan itu sendiri, belum sampai tahap realisasinya. Seperti janin, yang masih baru berbentuk gumpalan daging, belum jelas terlihat wujudnya.

Dua Ratus Tujuh Puluh, hitungan mundur peluncuran jiwa baru yang melesat terbang.

Dua Ratus Tujuh Puluh, apakah itu tentang impian sayap utuh yang membantu terbang ke surga, atau kunjungan singkat ke Masjidil Haram, atau secuil tanda berwarna emas yang disematkan di sampul buku. Apapun itu, saya berdoa kepada Allah agar di akhir hitungan itu, akan terjadi sesuatu yang luar biasa, berita besar, An-Naba.

**

Keterdesakan itu akan lebih membahagiakan ketika desakan itu datang dari diri sendiri, bukan dari orang lain.

Jika sampai saat ini kau tidak merasa terdesak karena papaun, Ciptakan keterdesakanmu sendiri.

#MudaMuliaImpact

Metrum Calamum
5 April 2013 - 24 Jumadil Awal 1434 0:27 WIB

Popular posts