Padamu Kulihat Cahaya

  • 0
Aku, barangkali bukan orang yang sama sekali engkau harapkan. Bukan malaikat yang tutur katanya lembut mempesona, bukan pangeran yang gagah dan selalu sedia pedang di tangan. Bukan, sama sekali bukan.

Celoteh Pagi #3: This Traffic Is Killing Me

  • 0
"Membunuh satu nyawa sama dengan membunuh seluruh manusia"
Kalimat ini menurut saya ada benarnya, paling tidak dari dua sebab: Pertama, ketika kita membunuh satu orang, artinya kita memutus kesempatan sebuah generasi untuk berkembang.

Celoteh Pagi #2 : Ibu

  • 1
image
Bagiku engkau adalah cinta, karena cinta harus memilih.
Dan kau memilih untuk menjadikanku ada
Namun sayangnya aku tak bisa membalasnya.
Aku tak bisa memilih agar kau terus ada, meskipun aku juga cinta

Tentang Hadirmu

  • 0

Wordpress atau Blogger?
Dulu, cukup banyak yang bertanya pada saya soal ini, entah karena memang tidak tahu perbedaan keduanya atau sedang meminta pendapat untuk memilih salah satu yang lebih baik diantara keduanya. Ada yang bahkan saking bingungnya, akhirnya bikin dua-duanya, atau tiga, ditambah dengan Tumblr.

Well, saya tidak akan membahas panjang lebar tentang perbedaan masing-masing dan apa saja keunggulan serta kekurangannya, saya cuman mau berbagi sedikit cerita kenapa saya memutuskan untuk membuat blog saya dalam versi Wordpress.

Bukan serta-merta memindahkah sih, meskipun isinya memang sama persis dengan yang ada di Blogger. Karena meski begitu, untuk saat ini yang Blogger masih akan terus saya update.

Saya pun kadang bingung menilai antara keduanya. Karena memang secara garis besar keduanya sama saja, sama-sama bisa untuk ngeblog. Tapi, yang namanya jualan, apalagi di zaman persaingan bebas seperti sekarang, pasti ada saja bedanya. Setiap produk pastilah punya keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Bahkan untuk hal sepele seperti pulpen pun banyak macemnya, apalagi urusan ngeblog yang bisa merevolusi dunia <em>*iya gitu?</em>

Seringkali, untuk penanya yang 'gaptek' alias sama sekali belum kenal apa itu blog, apa itu website, bahkan megang mouse aja gemeteran <em>*ya kali..</em> saya berikan dia jawaban yang demokratis <em>*atau dilematis? :p*</em> yang mungkin tidak sepenuhnya cenderung ke salah satu. Karena, menurut saya semuanya sama, sama-sama fasilitas untuk membantu mencurahkan ide ke dalam tulisan. Semua kembali ke masing-masing, lebih suka yang mana.

Saya pun memberikan pandangan telebih dahulu sebelum akhirnya membantunya untuk memutuskan memakai yang mana. Saya pun menanyakan latar belakangnya ngeblog, apakah untuk koleksi tulisan pribadi, untuk jadi diary, atau bahkan nantinya jadi semacam portofolio tempat majang karya-karyanya yang beraneka rupa.

Beda cerita kalau yang bertanya adalah seorang yang cukup 'melek IT', aktif menulis, sering update di media sosial. Saya menjelaskan lebih detail, mulai dari fasilitas-fasilitas apa yang dipunya, seberapa bisa dimodifikasi, sampai nanti gimana bagian adminnya (dapurnya). Kalau kata pendapat awam saya, Blogger ngga se<em>powerful</em> Wordpress, baik dalam hal fasilitas dan juga publisitasnya. Meskipun, Blogger punya kelebihan sendiri karena ia produk dari Google yang notabene perusahaan "semua ada" yang juga browser nomer wahid di dunia.

Entahlah, mungkin karena pengaruh branding ya, atau pengaruh sayanya yang sok tahu sampai bisa menyimpulkan begitu saja :p

Beberapa dari mereka pun akhirnya betah ngeblog dan cukup produktif, sampai sekarang blognya masih aktif dan saya pun jadi langganan tulisannya. Tapi ada juga yang jarang di update, mungkin karena sibuk ya, hehe *sama*.

Belakangan, pertanyaan-pertanyaan macam "Bagusan mana sih, Blogger apa Wordrpess?" tidak lagi muncul. Saya yakin salah satunya bisa jadi karena memang akses informasi lebih mudah, orang bisa bertanya langsung via Google, forum-forum, apalagi tutorialnya pun bertebaran di Youtube. Sehingga tidak perlu bingung lagi. Atau mereka lebih memilih facebook yang bisa bikin notes dengan mudah tanpa perlu utak-atik settingan yang ribet. Tinggal tulis, post, dan sebar...

Namun, pada suatu hari, pertanyaan itu kembali muncul. Namun kali ini bukan dari orang lain, tapi dari diri sendiri. Ya, saya terkadang iri juga lihat teman-teman yang ngeblog di wordpress, kok kelihatannya lebih mudah dikunjungi, tampilannya keren-keren lagi. *curhat. Jadilah terpikir untuk mencoba pakai wordpress, karena saya juga beberapa kali sempat ngurus website yang pakai wordpress, lumayan hebat ternyata...

Sebenarnya, mau blogger atau wordpress sih sama saja. Bukan soal layanannya, tapi kemauan dan kesungguhan untuk menulisnya. Mau pakai layanan blogging secanggih apapun, kalau jarang nulisnya dan ngga niat ngurus, ya sama saja ujungnya.. *ngaca*

Biarlah sekarang dua-dua nya masih jalan, kita lihat mana yang lebih nyaman dan progress kunjungannya lebih banyak, itu yang akan lebih diperhatikan. Atau bisa jadi dua-duanya tetap aktif, cuman beda pembagian kontennya saja. Seperti blog yang dulu ada dua *sama-sama blogger, tapi karena lupa passwordnya akhirnya ga bisa login dan mau ngga mau bikin lagi deh...

Oh ya, satu hal yang mendorong saya untuk memilih wordpress adalah karena wordpress menyediakan fasilitas Pages (halaman) yang lebih baik. Artinya, blog bisa dibagi-bagi kedalam beberapa tab, atau sederhananya bagian-bagian tersendiri sesuai kategori. Hal ini yang tidak bisa dilakukan di blogger.

Mengingat semakin banyaknya tulisan yang ada di blog, dan semakin berkembangnya topik yang dibahas, saya ingin mengelompokkannya menjadi beberapa bagian tersendiri dalam halaman yang berbeda. Misalnya Puisi, cerpen, novel, bahkan halaman khusus untuk catatan perjalanan dan foto-foto. Tentunya kurang nyaman kalau dibuat satu halaman saja, dan harus mencari kebawah (scroll-down). Lebih mudah kalau dipisah kedalam tab-tab sendiri kan? :)

Itulah sedikit cerita tentang lahirnya blog Iqbalarubi.wordpress.com, alias Sajak Pena 2. Semoga bisa berkembang lebih baik dari sebelumnya. Jadi blog yang shalih dan membanggakan penulisnya...

Selamat datang, Sajak Pena 2!
Anggap saja kamu adalah adiknya Sajak Pena 1 (Blogger). Kalian yang akur ya :D

Rumah, 8 Agustus 2014

Celoteh Pagi #1

  • 0

Telah berlalu sekian musim, hingga tak terhitung lagi berapa banyak daun-daun jatuh berguguran.

Seperti lembaran puisi yang tumbuh dan melekat di jiwa, yang akhirnya pun jatuh berserakan.

Telah berlalu sekian musim, hingga tak kuingat lagi kapan bunga-bunga itu bermekaran dan membuahkan kebahagiaan

Kamu, dan senyummu yang memerah pagi itu. Memaksa kelopak yang layu untuk bangun dan menyapamu

Telah berlalu sekian bulan, sejak  bunga-bunga itu bertebaran dan menumbuhkan harapan akan perjumpaan

Telah berlaku sekian masa, sejak sajak-sajak itu tertuliskan. Hingga ku tak tahu lagi, mana sajak dan mana yang bukan.
**
Kita, seperti sepasang buah yang dilahirkan dari pohon yang sama. Menanti hari demi hari hingga matang dan siap dipertemukan.

Mungkin kita sejatinya dilahirkan dari pohon yang sama, hanya saja tumbuh di cabang yang berbeda. Lalu kenapa kita tak disandingkan saja, dengan ikatan yang sama kuatnya?

Tapi, bukankah dahan itu akan patah jika dipaksa? Bukankah bila digenggam terlalu erat, daun-daun yang melindungi itu akan runtuh dan binasa?

Tak malukah kita, bila ternyata apa yang kita tumbuhkan tak ubahnya pohon yang gugur daunnya. Kering dan tak berwibawa, hilang nilai kehormatannya.

Kamu, tak terhitung lagi berapa kali terjatuh dan 'gugur' dalam berjilid kisah pertempuran. Entah sejauh apa kaki kecilmu itu akan kuat berjalan

Anak Tangga Terakhir, 7 Agustus 2014

Popular posts