Biarkan ia terbang tinggi

  • 0
Biarkanlah ia terbang, nak.
Biarkan ia memilih di mana saja ia akan hinggap,
sama seperti engkau ingin bebas memilih
untuk melewatkan, atau merawat
sekuntum bunga yang sesekali kau temui
Percayalah, akan lebih baik
jika ia terus terbang tinggi
ke atas sana, bersama dengan Elang
membangun sarang yang kokoh dan berwibawa
di puncak pohon tertinggi
yang senantiasa terlindungi
dibanding rumah kecil yang sedang kau bangun ini

**

Hai Azul, kini kulihat kau mulai bernafas lega
dan terbang semakin tinggi

Bersyukurlah, karena mungkin Tuhan telah mengijinkanmu,
mengabulkan pengharapanmu, akan angin yang membawa dirimu
untuk hinggap hanya di sarang yang akan membuatmu lebih baik
bukan rumah kecil yang terkadang rapuh dan menyesakkan jiwa

Bukankah itu yang kau minta pada Tuhan?
#SelfTalk

Dan...Apakah Kita? (reblog)

  • 0
Dan apakah kita adalah dua hati yang saling menanti?
menghitung hari bersama-sama sambil melempar harap ke langit-langit mimpi. 
Dan apakah kita adalah dua hati yang saling berdiam diri?
ragu untuk melangkah karena takut mengusik hati lainnya. 
Dan apakah kita adalah dua hati yang buta arah?
tak tahu jalan pulang dan kemana harus menetapkan tujuan.

Dan apakah kita yang hanya mampu saling menatap dari jauh namun gagu menyapa?
Dan apakah kita yang hanya menunggu tanpa ada yang mau berlari terlebih dahulu?
Maka...Kita apa?
Mungkin... kita hanya serpihan-serpihan rindu yang terpaku.
Diam.
Bisu. 
Kalau memang benar ada dinding di antara kita,
bisakah kau hancurkan untukku?
Karena setelah dinding itu runtuh,
maka aku berjanji akan menyapamu terlebih dahulu...
dan bertanya... 
Apakah aku tujuan pulang mu?
Reblog from: http://annisarahmah-dongenglangit.blogspot.com/2013/09/dan-apakah-kita.html

Dua Pemalu (reblog)

"Tiada yang lebih beku dari perjumpaan dua manusia pemalu.
Hadirnya dua katup bibir, tak menjamin ada cuap di sana.
Maka merekalah para ahli diam—untuk selanjutnya menjadi para ahli tebak.
Karena tak ada yang bisa dilakukan untuk sebuah kebisuan kolektif
selain menebak dan menebak.
Sebab itu di sanalah kerap terjadi sebuah tragedi memilukan
yang biasa kita sebut
‘tertipu oleh apa yang kita reka sendiri.’ " - Dua Pemalu, Azhar Nurun Ala

(Ceritanya Reblog dari http://azharologia.com/2013/04/28/dua-pemalu/ )

Dua Pemalu

Tiada yang lebih beku dari perjumpaan dua manusia pemalu. Hadirnya dua katup bibir, tak menjamin ada cuap di sana. Maka merekalah para ahli diam—untuk selanjutnya menjadi para ahli tebak. Karena tak ada yang bisa dilakukan untuk sebuah kebisuan kolektif selain menebak dan menebak. Sebab itu di sanalah kerap terjadi sebuah tragedi memilukan yang biasa kita sebut ‘tertipu oleh apa yang kita reka sendiri.’
Cerita cinta para pemalu adalah kisah yang penuh rindu pilu. Mereka habiskan senja untuk menanti bulan pujaan di perempatan jalan, untuk sekadar menatap dalam diam. Sampai sang bulan berlalu, berjalan menjauh, lalu menyisakan bayangan punggungnya untuk kemudian hilang.
Kasihanilah mereka: para ahli memendam rasa; Para ahli membisu hati; Para ahli sungkan bicara.
Kasihanilah, kasihanilah.
Tapi bersiaplah. Karena barangkali ketika kau tanyakan seberapa bahagia mereka, kau akan sadar bahwa sejatinya kaulah yang lebih pantas dikasihani. Lalu kau akan menangis. Tersedu. Dalam rindu yang—ternyata selama ini—semu.

(...)

  • 0
...

Kupu-kupu Kertas

  • 0

Lagu ini sempat menjadi lagu favorit masa kecil, ditambah lagi pada waktu itu ada serial TV yang ceritanya bagus, dengan judul sama. Tetiba terdengar kembali beberapa waktu lalu di tempat kerja. Semacam nostalgia :)

**

Setiap waktu engkau tersenyum
Sudut matamu memancarkan rasa
Keresahan yang terbenam
Kerinduan yang tertahan
Duka dalam yang tersembunyi
Jauh di lubuk hati
Kata katamu riuh mengalir bagai gerimis

Seperti angin tak pernah diam
Selalu beranjak setiap saat
Menebarkan jala asmara
Menaburkan aroma luka
Benih kebencian kau tanam
Bakar ladang gersang
Entah sampai kapan berhenti menipu diri

Kupu kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram

Membasuh debu yang lekat dalam jiwa
Mencuci bersih dari segala kekotoran
Aku menunggu hujan turunlah
Aku mengharapkan badai datanglah
Gemuruhnya akan
Melumatkan semua kupu kupu kertas

Kupu kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram


#Ebiet G. Ade - Kupu-kupu Kertas

Ujian Pertama

  • 0
Seseorang akan diuji di titik kelemahannya
Nampaknya kalimat itu persis dialamatkan pada seseorang yang belum berapa lama ini mencoba untuk menghilang, menjauh dari sesuatu yang diharapkannya.

Lebih dari sebulan yang lalu, sejak "perintah dari langit" turun yang mengisyaratkan bahwa seseorang harus pergi, agar makhluk langit bisa kembali bernafas lega, tidak terhimpit oleh bumi.

Namun tampaknya, ujian pertama baru saja dimulai...
Hai
Selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini

- Tahu Diri, MA

Kota Tua, 8-9-13

Surat Untuk Tulang Rusukku

Oleh: Muhamad Salman Nasir - Sekolahpernikahan.ning.com (sumber)
**
untuk tulang rusukku yang kelak menjadi ratu bidadariku

Apa kabarmu, tulang rusukku?
Aku harap kamu masih sabar untuk menunggu kedatanganku untuk menemui ayahmu

Bukan.. Bukan karena aku tak  punya nyali tuk datangi ayahmu saat ini
Aku sedang mempersiapkan bekal terbaik untuk mengarungi lautan kehidupan dengan biduk rumah tangga yang akan kita tempati bersama

Namun sebelumnya aku ingin meminta maaf kepadamu
Maaf karena saat ini aku tak sanggup dan tak bisa menyebutmu dengan kata “sayangku” atau “cintaku”

Bukan karena tak sayang dan cinta padamu
Bukan pula karena aku tak ingin menjadi lelaki romantis bagimu

Tapi, biarlah kata-kata itu kuucapkan setelah aku bersalaman dengan ayahmu di depan penghulu
Biarlah romantisme itu kuberikan setelah kau halal bagiku
Namun saat ini, bolehkah aku menyebutmu dengan panggilan adinda

Adindaku,
Kau berharap aku adalah seorang lelaki shalih yang akan menjadi imam dalam shalatmu dan hidupmu
Namun adindaku, aku masih belumlah menjadi lelaki shalih yang kau dambakan itu
Aku masih belajar untuk menjadi lelaki shalih itu
Dan pembelajaran itu akan terus berlanjut saat kita bersama lalu terpisah ketika Izrail menjemputku

Adindaku,
Aku bukanlah lelaki yang sempurna seperti Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam
Pun tak setampan Yusuf Alaihi Salam
Juga tak sekaya dan seberkuasa Sulaiman Alaihi Salam
Serta tak secerdas Ali Bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu
Lalu, masih maukah kau menjadi makmumku kelak?

Aku ingin menjadi lelaki shalih bersamamu bukan menjadi shalih karenamu
Dan maukah kau menjadi wanita shalihah bersamaku bukan menjadi shalihah karenaku?

Adindaku,
Kau memintaku untuk tak menghisap batang rokok yang asap kotornya akan membunuhmu perlahan
Sudah ku lakukan itu
Bukan karena permintaanmu, tapi karena batang rokok itu memang tak bermanfaat bagiku
Dan batang rokok itu yang merenggut ayahku dari sisiku

Adindaku,
Aku tak ingin menjanjikan hal-hal indah yang muluk tentang dunia kepadamu
Aku berharap kau tak terlalu mengangan-angankan hal-hal indah yang akan kita alami bersama
Kita tak kan pernah tahu masa depan itu seperti apa

Aku hanya teringat nasihat dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu, sahabat Nabiyullah Shalallahu Alaihi Wassalam

Ada empat hal yang menyebabkan hati manusia menjadi gelap. Yaitu, perut yang terlalu kenyang, berakrab-akrab dengan orang-orang zalim, melupakan dosa-dosa masa silam tanpa ada perasaan menyesal. Dan terakhir, panjang angan-angan.

Bukan.. Bukan karena aku tak ingin membahagiakanmu dan membuatmu menderita di dunia
Tak ada lelaki yang menginginkan ratu bidadarinya menangis
Bahkan jika memang derita itu mesti menghampiri, biarlah derita itu aku yang alami

Aku ingin menjadi lelaki sejati yang takkan membiarkan keluarganya menderita
Bukan berarti pula aku tak ingin mengejar dunia

Aku ingin seperti Abu Bakar Radhiyallahu Anhu yang berdo’a, ”Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, bukan di hati kami.”

Aku ingin memberitahumu jika rumah tangga yang ingin ku bangun bukan hanya untuk di dunia ini saja
Dan kuharap aku bisa membangunnya bersamamu di dalam Jannahnya

Adindaku,
Sekali lagi ingin ku katakan kepadamu jika kita tidak bisa meramalkan gelombang di lautan kehidupan itu seperti apa

Perahu rumah tangga yang kita tumpangi bersama akan bertemu dengan riak-riak ombak kecil yang akan membuat kita tersenyum dan menganggapnya sebagai bumbu

Namun bukan tak mungkin ombak besar disertai badai akan memporakporandakan perahu yang kita jaga kelak

Aku berharap ketika ada badai bernama masalah itu datang dan dirasa akan menggoyang perahu kita, kau tetap bersamaku dan kita mencari jalan terbaik agar perahu rumah tangga kita tidak oleng dihempas badai

Dan tak perlulah orang lain tahu badai itu hingga kita berhasil melihat pelangi di penghujung badai

Aku tak ingin kau menceritakan badai itu pada orang lain terutama lelaki lain selain mahram-mu

Aku pun takkan ceritakan badai itu pada wanita yang bukan mahram-ku
Karena bercerita pada yang bukan mahram itu pintu perselingkuhan
Dan aku tak mau itu pintu itu dibuka sekecil apapun
Aku hanya ingin kita bercerita satu sama lain dengan hati yang dingin

Adindaku,
Dalam perahu rumah tangga yang kita bangun nanti, aku adalah arsitek dan nahkoda yang akan menentukan arah perahu rumah tangga kita

Dan dirimu adalah asisten pribadi yang akan membantu mewujudkan visi dan misi rumah tangga yang akan kita rancang bersama

Aku berharap dirimu menjadi isteri yang selalu hadir untukku dan menjadi supporter paling setia yang berdiri di sampingku

Serta menjadi ibu yang selalu ada bagi anak-anak kita
Menjadi guru pertama yang mengajarkan makna tauhid pada mereka
Dan bersamaku memberikan keteladanan yang akan merasuki alam bawah sadar mereka

Adindaku,
Sejujurnya, nanti aku lebih menyukaimu untuk untuk menjadi Ibu Rumah Tangga saja

Tak perlulah kau pergi keluar rumah untuk ikut mencari nafkah
Bukan aku tak suka jika kau bekerja dan membantu menambah pendapatan keluarga

Namun saja, aku tak rela jika dengan kau bekerja maka waktumu untuk menjadi guru kehidupan pertama bagi anak-anak kita menjadi berkurang

Tak perlulah kau merasa takut dengan kekurangan
Percayalah, aku masih mampu untuk menjemput rezeki yang terbaik untuk kehidupan rumah tangga kita kelak

Biarlah aku menunaikan kewajibanku untuk mencari nafkah seutuhnya
Dan kau menunaikan kewajibanmu sebagai seorang istri serta jadi seorang ibu dari anak-anak kita kelak

Adindaku,
Kau memintaku berjanji agar aku tak menikahi wanita lain sampai engkau meninggal nanti

Aku mengerti perasaanmu, maka peganglah janjiku untuk tidak menduakanmu

Aku tahu jika kau bukanlah pembenci syariat-Nya yang bernama poligami
Maka tak perlulah kau mencari dalil dan fatwa untuk mendukungmu agar tak memadumu

Cukuplah permintaan dan rasa cintamu itu yang membuatku tak melakukan hal yang tak kau sukai itu

Aku pun tak tega membiarkan perasaan ratu bidadariku terluka
Aku tak perlu bidadari yang lain selama ada ratu bidadari terbaik yang diserahkan-Nya padaku

Sama seperti halnya Rasulullah yang tak memiliki istri yang lain saat Khadijah masih mendampingi


Adindaku,
Entahlah, apakah yang kutuliskan dalam surat ini termasuk ke dalam panjang angan atau tidak?

Namun, rasanya aku masih ingin tertawa saat aku membaca lagi surat ini dari awal hingga akhir

Tertawa karena aku berharap untuk dapat melakukan hal ini dan itu bersamamu pada saat kita sudah bersama dalam biduk rumah tangga

Padahal aku sendiri masih belum bertemu dengan ayahmu
Belum meminta izinnya untuk meminangmu
Dan saat ini hanya mampu memintamu untuk menantikanku di batas waktu

Kuharap engkau tetap sabar adindaku

Aku takkan membiarkanmu terlalu lama tuk menunggu kedatanganku pada ayahmu

Sebuah bekal terbaik sedang aku persiapkan untuk meminang sang Ratu Bidadari yaitu dirimu

Sampai jumpa adindaku
Sampai jumpa tulang rusukku
Semoga tahun depan kita dapat bertemu di depan ayahmu juga bapak Penghulu

Hormatku untukmu,
@arai_ibnusalman

Popular posts