You can See it, When You Believe It

  • 0

Ada yang pernah nonton film 'Rise of The Guardians'? kalau ada yg pernah nonton, pasti masih ingat tentang Jack Frost dan Pitch Black yang menghadapi pertarungan sengit sepanjang cerita.

Ya, saya sempat menonton film ini dan menemukan banyak inspirasi di dalamnya, dan semoga bisa bermanfaat dengan membagikannya.

Rise of The Guardians menceritakan tentang bangkitnya para Guardians, yang bertugas untuk menjaga anak-anak agar bisa terus percaya kepada mimpinya, dan pastinya juga percaya kepada eksistensi mereka yang akan selalu berusaha menjalankan tugas tersebut. Para Guardians tersebut diantaranya adalah Santa Claus, Kelinci Paskah, Peri Gigi, dan Sand Man.

Di awal film dikisahkan seseorang yang terbangun di tengah danau es, ia dikenal dengan nama Jack Frost, karena ia muncul dari danau beku dan juga punya kekuatan untuk membekukan setiap benda yang disentuhnya, dengan bantuan tongkat ajaibnya.

Setiap Guardian selalu memiliki ciri khas, sesuatu yang spesial dalam dirinya, yang menjadikannya pantas untuk dipilih sebagai guardian. Seperti Santa Claus, yang mempunyai ciri khas (yang dia sebut 'center') sebagai seorang yang mempunya mata yang besar untuk bisa mengamati dunia yang luas, dengan mimpi-mimpi besar di dalamnya. Begitu juga dengan guardian lainnya.

Sedangkan Jack Frost, Ia sendiri pun tidak tahu siapa dia sebenarnya, dan bagaimana ia bisa punya kekuatan es yang luar biasa. Yang ia tahu adalah dia bisa bersenang-senang dengan kekuatannya itu. Namun kekuatannya itu tidak disimpannya sendiri, ia juga sering menggunakannya untuk sekedar iseng dan menghibur anak-anak di kota.

Diantara para Guardians lainnya, hanya ia satu-satunya yang tidak bisa dilihat oleh anak-anak. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga. Mereka semua tidak bisa melihatnya, karena mereka tidak percaya bahwa dia ada.Jack pun tidak mengerti kenapa hanya dia yang mengalami itu.

Tanpa diduga oleh Guardian lainnya, ia terpilih menjadi Guardian berikutnya yang ditunjuk untuk melawan Pitch Black (Tokoh yang mewakili rasa takut, kebencian, keterasingan). Ia tidak menyadari bahwa dirinya punya kekuatan besar yang bisa melawan serangan mimpi buruk dari tentara-tentara Pitch Black.

Singkat cerita, Pitch Black berhasil menebar teror keseluruh negeri dengan menanamkan mimpi buruk kepada anak-anak di seluruh dunia. Mimpi anak-anak itu yang awalnya berupa titik-titik cahaya di peta Guardian, perlahan menghilang hingga akhirnya hanya menyisakan satu cahaya saja.

Cahaya terakhir itu, adalah seorang anak bernama Jamie. Dia adalah anak yang punya keyakinan sangat kuat akan para Guardians. Namun, suatu ketika ia hampir putus asa, dan mulai tidak percaya dengan apa yang tadinya ia sangat yakini. Melihat hal itu, Jack pun tergerak untuk membantu anak itu mengembalikan keyakinannya. Ia pun menggunakan kekuatannya untuk menunjukkan bahwa apa yang Jamie yakini itu benar adanya.

Hebatnya, ia melakukan itu awalnya bukan untuk dirinya, tapi untuk Guardian lain. Tapi dari situ justru menjadi jalan ia menjadi dipercaya, dan bisa dilihat. Sebagai bonusnya, usahanya itu justru menjadi jalan anak itu menjadi percaya tentang eksistensi Jack Frost. Ia mulai menyebut namanya, semakin sering ia menyebutnya, ia semakin yakin akan keberadaannya. Dan akhirnya, anak itu pun bisa melihat Jack Frost di dekatnya.

Jack Frost yang awalnya tidak dianggap, tapi justru jadi pahlawan di akhir cerita. Ia pun akhirnya menyadari, bahwa hal spesial dari dirinya adalah "Fun" atau kesenangan. Ia mempunyai kekuatan besar yang bisa membuat setiap anak-anak yang terkena butiran es darinya akan menjadi bergembira, bahkan anak yang tadinya judes dan jahat sekalipun.

You can See it, When You Believe It

Jack Frost dan Pitch Black, mewakili pertarungan antara kekuatan baik (mimpi dan cita-cita -para Guardian menyebutnya "wonder", keyakinan, dan keberanian) dengan kekuatan jahat (rasa takut, tidak percaya diri, dan kebencian).

Kalau mau sedikit direnungkan, begitulah yang kita alami sehari-hari. Sepanjang hidup, kita senantiasa mengalami pertarungan dalam diri. Antara kebaikan dan keburukan, mimpi dan ketakutan, optimisme dan pesimisme, dan sebagainya.

Inspirasi yang saya temukan dari kisah Jack Frost ini adalah, ketika kita percaya akan sesuatu, maka kita akan bisa melihatnya. Begitulah yang terjadi, ketika Jack Frost dengan memaksimalkan potensinya, berusaha untuk meyakinkan eksistensinya. Anak itu akhirnya bisa melihatnya, nyata.

Ketika kita percaya dan yakin akan suatu hal, secara luar biasa kita akan mulai bisa melihatnya menjadi nyata, Seperti halnya ketika kita yakin akan cita-cita kita
ketika kita yakin akan cita-cita kita, kita akan bisa melihatnya benar-benar menjadi kenyataan dalam hidup kita.

Hal lain dari kisah Jack Frost tadi adalah, ketika ia berusaha meyakinkan anak itu tentang hal yang mulai diragukannya, meskipun itu bukan tentangnya, justru menjadikan anak itu yang tadinya tidak percaya adanya Jack Frost, menjadi percaya.

Ya, mungkin kita merasa mimpi kita masih kabur, tidak terlihat. Tapi ketika kita menyadari ada sahabat kita, orang terdekat kita yang mempunyai mimpi cemerlang dan mulai meragukan mimpi-mimpinya, kita berusaha untuk membangun kembali keyakinannya. Bersamaan dengan itu, secara ajaib kita menjadi mulai yakin dengan mimpi-mimpi kita.

Niat tulus Jack Frost membangkitkan keyakinan anak itu, menjadi jalan bangkitnya keyakinan tentang dirinya. Niat tulus kita untuk membangkitkan mimpi sahabat-sahabat kita, saudara kita, In Sya Allah akan dihitung sebagai kebaikan, dan akan dibalas mungkin dengan bangkitknya mimpi-mimpi kita yang sempat terkubur.

So, percayalah dengan apa yang kita impikan, dan terus perkuat keyakinan itu, maka tidak lama kita akan bisa melihatnya tidak lagi sebagai mimpi, tapi sebuah kenyataan.

We can see it, when we believe it.
Selamat membangun keyakinan akan mimpi-mimpimu :)

-Iqbal Arubi-

*Penasaran dengan filmnya? mangga disimak, tapi Pesan saya, hati-hati dalam menyikapi pesan dalam film ini, kalau kurang sreg jangan diteruskan, khawatir akidah jadi korbannya. Tapi kalau yakin akidah tetap terjaga, silahkan saja. Berdoa supaya akidah tidak goyah.


NB: Tentu sebagai seorang muslim, saya tidak mempercayai hal-hal tersebut, seperti tokoh-tokoh Guardians, dsb. Karena dalam film tersebut sarat akan paham-paham yang tidak ada dalam Islam, bahkan bisa jadi membahayakan akidah. Sikap itu harus kita miliki, sebab memang itu adalah bagian dari perjanjian. Perjanjian dengan siapa? allah dan rasulnya, lewat syahadat.

Namun, yang namanya inspirasi, bukan mutlak milik muslim saja, atau orang pintar saja. Kita bahkan dianjurkan untuk menuntut ilmu, meskipun itu dari orang kafir. Karena sejatinya, ilmu itu datangnya dari Allah, dan tidak akan menjadi buruk ketika kita mendapatkannya dari orang kafir.

Tentu, selama itu tidak melanggar syariat dan jauh dari mudharat yang bisa membahayakan akidah, boleh saja mengambil ilmu dari mereka.

*kalau mau dikupas satu-satu, bisa jadi masuk ke bahasan keyakinan dan akidah, tapi untuk kali ini saya tidak membahas kesana, mungkin di bagian lain

No comments:

Post a Comment

Popular posts