Celoteh Pagi #1

  • 0

Telah berlalu sekian musim, hingga tak terhitung lagi berapa banyak daun-daun jatuh berguguran.

Seperti lembaran puisi yang tumbuh dan melekat di jiwa, yang akhirnya pun jatuh berserakan.

Telah berlalu sekian musim, hingga tak kuingat lagi kapan bunga-bunga itu bermekaran dan membuahkan kebahagiaan

Kamu, dan senyummu yang memerah pagi itu. Memaksa kelopak yang layu untuk bangun dan menyapamu

Telah berlalu sekian bulan, sejak  bunga-bunga itu bertebaran dan menumbuhkan harapan akan perjumpaan

Telah berlaku sekian masa, sejak sajak-sajak itu tertuliskan. Hingga ku tak tahu lagi, mana sajak dan mana yang bukan.
**
Kita, seperti sepasang buah yang dilahirkan dari pohon yang sama. Menanti hari demi hari hingga matang dan siap dipertemukan.

Mungkin kita sejatinya dilahirkan dari pohon yang sama, hanya saja tumbuh di cabang yang berbeda. Lalu kenapa kita tak disandingkan saja, dengan ikatan yang sama kuatnya?

Tapi, bukankah dahan itu akan patah jika dipaksa? Bukankah bila digenggam terlalu erat, daun-daun yang melindungi itu akan runtuh dan binasa?

Tak malukah kita, bila ternyata apa yang kita tumbuhkan tak ubahnya pohon yang gugur daunnya. Kering dan tak berwibawa, hilang nilai kehormatannya.

Kamu, tak terhitung lagi berapa kali terjatuh dan 'gugur' dalam berjilid kisah pertempuran. Entah sejauh apa kaki kecilmu itu akan kuat berjalan

Anak Tangga Terakhir, 7 Agustus 2014

No comments:

Post a Comment

Popular posts