Puisiku Untukmu

  • 0

Kamu, yang selalu hadir dalam mimpiku
Mengisi hampir seluruh pikiranku
Menemani di setiap sisi kehidupanku

Kamu, yang selalu menasihatiku
Mengingatkanku akan Tuhanku
Mengajarkanku dan membimbingku
Ke jalan yang diridhai Tuhanku

Empat tahun sudah kita jalani
Mengikat janji, menyatukan visi
Suka duka telah kita lalui
Demi menggapai surga ilahi

Dan, disinilah aku
tempat pertama kali kita bertemu
Di sebuah kampus yang berwarna biru
seperti dirimu

Sudah sejak lama ku menantikanmu
sejak pertama ku mengenalmu
dari seseorang bernama Wajah Buku, yang bermata biru

Seiring berjalannya waktu, aku pun semakin tahu
Semakin ku mengenalmu
semakin besar rinduku padamu.

Mungkin kau tak tahu
Aku hidup sendiri, tanpa keluarga di sampingku
Itulah kenapa, betapa besar pengharapanku
Bisa membangun keluarga bersamamu

**

Aku pun menunggu
berdamai dengan waktu
Seraya berdoa Allah kan memberi restu
Untuk berjumpa denganmu

Hingga tiba suatu hari
Allah menakdirkan pertemuan itu
Sesuai janjiku padamu, yang disaksikan oleh Wajah Buku
Dengan izin allah, aku pun menemuimu di hari itu

Maafkan aku
karena terlambat di hari itu
Semoga kau tidak terlalu lama menunggu
Seperti aku yang menantikanmu

Kubuka pintu, masuk ke ruangan itu
Kuamati orang-orang di sekelilingku
Namun dirimu tak nampak olehku
Rasa sedih pun menghantuiku
Bagaimana bisa aku menemukanmu?
Sementara wajahmu pun aku tak tahu
Hanya namamu, yang jadi petunjukku
Tuk temukan dirimu

Awalnya ku ragu, benarkah itu dirimu
Sebab kau diam membisu, tak bicara padaku
Ingin ku menyapamu, tapi tak mampu
Karena aku malu, jika ternyata kau pun tak mengenalku

Tiada terduga olehku
Kau pun menghampiriku
dengan senyuman manismu
ternyata kau sudah tahu, itu aku

Bertemu untuk berpisah
ungkapan yang tepat untuk hari itu
Berjumpa sesaat, tak sempat berbincang
lalu berpisah dengan jalan masing-masing
Hingga akhirnya, kita kembali dipertemukan
dalam peristiwa penting, yang kan selalu dikenang
Dalam waktu singkat, ku telah merasa begitu dekat
Mungkinkah, Jodoh adalah kata yang tepat

**

Aku yang berada di tengah-tengah jalan takdirmu
Selalu saja datang mengganggu
Mencari celah untuk bisa bercengkrama denganmu
Tak peduli jarak dan waktu
Hingga semua orang pun menegurku

Aku tahu, aku keliru
Aku pun tahu, kau tak tega melihatku
Tapi satu yang kau harus tahu
Aku tak bisa jauh darimu

Selamat tinggal cinta pertamaku
Meski kini kau tak lagi bersamaku
Namamu akan selalu ada dalam hatiku
GAMUS IM Telkom ku

Sampai jumpa keluarga pertamaku
Selamat menjalani hidupmu yang baru
Walau kelak kau tak lagi seperti dulu
Wajahmu yang biru, mungkin jadi merah kelabu

Tapi berjanjilah padaku
Kau kan tetap selalu Biru
Sebiru hari itu, meskipun tanpaku
Karena biru, adalah dirimu

Sekre Gerlong, 7 Feb 2014 - 09.00 WIB
Iqbal Arubi

No comments:

Post a Comment

Popular posts