Menemukan Diri(1):

  • 0
Pernah merasa diri yang sekarang bukanlah dirimu yang sebenarnya?
Ketika bangun pagi dan bercermin di depan kaca, tidak tahu siapa sebenarnya yang ada dihadapan kita? Ibarat anak ayam yang kehilangan induknya, bingung kita ada dimana dan mau kemana.
Beberapa dari kita ada yang lebih beruntung, menemukan dirinya sejak kecil, dibantu dengan lingkungan yang kondusif dan juga support yang terus-menerus dari orang tua, akhirnya menjadi seseorang yang luar biasa bermanfaat bagi sekitarnya.

Sementara, di luar sana banyak juga yang hidup tak ubahnya seperti elang yang jatuh dari sarangnya dan mati sebagai ayam yang tak pernah terbang dengan sayapnya. Ia tidak tahu identitasnya, kehilangan jati diri yang sebenarnya. Semua orang pernah mengalaminya, termasuk saya. Bahkan sering, hingga sekarang. Saya sempat mengalami kebingungan, dan kegalauan dalam mendefiniskan siapa saya sebenarnya, dan mau jadi apa saya nantinya?
Ketika ditanya 'Siapa Kita?', banyak sekali jawaban bermunculan, tidak ada satupun yang sama. Bagi mereka yang sering hadir dalam training motivasi dan sharing komunitasnya, pasti dengan lantang menjawab sesuai identitas komunitasnya. Yang ikut seminar wirausaha, pasti berkata saya adalah Wirausaha yang Kaya Raya. Atau mereka yang terbiasa hidup di dunia yang akrab dengan soal kalah-menang, pasti berkata saya adalah seorang Pemenang.

Jawaban itu tentunya bukan sekedar basa-basi atau pelengkap cerita dari pertanyaan seorang motivator, agar terdengar keren dan berwibawa. Tapi jawaban dari pertanyaan itu adalah sebuah isyarat adanya sebuah pencarian, yang lahir dari kekhawatiran akan sebuah hasrat diri yang ingin ditemukan. Jawaban yang terkadang mampu memunculkan satu kesadaran baru, alat untuk menggali harta yang terpendam, dan membangunkan sesuatu yang sudah lama tertidur.

Namun, sudahkah mereka, kita, saya, benar-benar menemukan apa yang kita cari sebenarnya?
Atau, kita malah terjebak oleh prasangka yang kita paksa agar sesuai dengan realita? Berapa banyak yang sebenarnya bisa menjadi seorang pembicara ternama, hanya karena . Berapa dari kita yang punya kreatifitas dan daya seni yang luar biasa, akhirnya gak jadi seniman, karena merasa tak bisa menggambar dengan tangannya.

Berapa banyak yang akhirnya pulang dari training atau seminar wirausaha tetap minta uang saku pada orang tua? Berapa banyak yang berangkat dalam keadaan gelisah, kemudian bersemangat empat lima mengikuti training yang luar biasa, membuat dirinya seakan berubah, namun sepulang dari sana semangat itu hilang perlahan tanpa suara.

Sudahkah, kita benar-benar mendengarkan suara-suara yang ada di dalam diri kita, atau kita lebih memilih suara-suara di luar kita yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang kita, bahkan tidak berhak memutuskan siapa diri kita? Renungkanlah, jangan-jangan kita terlalu lama membiarkan diri kita yang sebenarnya, berteriak dalam ruang hampa, lalu kita membiarkannya. Hingga seolah kita tak percaya bahwa dia senantiasa berusaha memberi tahu kita.

Dulu, bahkan mungkin sampai sekarang, saya termasuk yang belum menemukan yang mana sebenarnya potensi yang digaung-gaungkan suara hati saya, yang acapkali bingung ketika dihadapkan beberapa pilihan, khususnya jika harus fokus dalam satu keahlian. Tapi satu hal yang menjadi kesamaan diantara semua itu adalah, semuanya terangkum dalam satu bidang yang sama, yaitu IT. Dan dari situlah perjalanan saya mencari jati diri dimulai...

To be continued...


Rumah Kedua, 12 April 2014 - 21.55 WBS

*Sebenarnya niat awal menulis karena kepikiran beberapa kalimat yang juga selalu jadi pertanyaan belakangan ini, tentang "sudahkah saya menemukan diri saya?" Karena tidak ingin ide itu hilang, jadi saya langsung tulis saja, dan kemudian mengalir.. eh ternyata jadi panjang banget sampai bingung mau mengelompokkannya. Jadilah saya bikin tulisannya bersambung, dengan tema besar: Menemukan Diri.
Selamat menikmati! :D

#Inspirasiana #SelfTalk #AprilMove

No comments:

Post a Comment

Popular posts