*Kali ini mimpi yang saya alami bersambung kaya sinetron.. haha
Sepulang dari kampus Dayeuh Kolot. Perjalanan seperti biasa, dingin dengan angin yg membawa kegelapan.
Masih ingat dengan cerita kemarin, pak polisi yg nilang di jalan tol, dan sandal yg nyasar di lapangan tenis?
buat yang belum, bisa baca dulu: Sandal dan Pak Polisi, ditilang di jalan tol!Kelihatannya cukup gila ya? memang, mimpi itu gila, karena hasil gabungan imajinasi dan memori yg bercampur jadi satu.
Tapi cerita kemarin tidak segila cerita kali ini, bahkan bisa dibilang cerita kali ini lebih aneh dari biasanya.
Kalau kemarin saya harus berurusan dengan polisi gara2 SIM yg mirip kartu berobat klinik, kali ini ceritanya saya maw ngurus STNK..
Kalau di alam nyata (alam sadar), ngurus STNK itu di Kantor SAMSAT kan? nah, disini ngga.. ngurusnya di Toko.. haha. kok bisa?
Yuk simak ceritanya.. :D
**
Ceritanya malam hari, saya bersama seorang teman mau ngurus STNK.
Tapi entah kenapa, bukan ke kantor SAMSAT, tapi ke kantor Polisi terdekat.
Lebih aneh lagi, saya nyari si STNK di sebuah toko.
Masuk ke kantor polisi, saya nanya dimana tempatnya, ditunjukkanlah sebuah ruangan..
Tapi, kok ada yg aneh ya?
Di dalamnya saya menemukan orang-orang memakai baju putih, jas setelan dokter..
Saya tanya salah seorang disana, "Bu, mau ambil STNK dimana?"
"disana, Toko Kantor Polisi", kata si Ibunya.
Oke, saya kesana..
Masih dalam suasana galau, karena melihat judul ruangan yg aneh, sekonyong-konyong seorang pria muda nongol dari dalam Toko itu, ngeluarin selembar plastik.
"Ini STNK nya dek..", kata si pria tadi, sambil menyodorkan plastik itu.
Hah? belum juga ngurus, udah dikasih, wah hebat nih si bapaknya... :D
Saya cek lagi isinya, lah...
Mana STNK nya? -.-a
"Kok gini pak?", sambil heran melihat isinya bukan kertas, tapi lempengan logam berukiran.
"Lho, iya ini STNK bentuk baru.."
"Oh, gitu..", Ya udahlah daripada pusing.. ~_~
Pulang dari sana, saya jalan kaki...
Saya berjalan di sebuah tanjakan bukit yang berlumpur, entah kenapa firasat saya mengatakan bahwa jalan itu adalah jalan pintas menuju Jakarta.
*kenapa bisa nyambung Jakarta ya? #SKIP
Jalan Kp.Ciwaru itu namanya.
Sepanjang jalan cuman ada jalan tanah berbatu.
Kiri-kanan kulihat saja, ga ada apa-apa...
Sampai di sebuah tanjakan, cukup curam. saya istrahat sebentar.
Sebelum melanjutkan perjalanan, saya singgah di sebuah deretan penjual makanan.
Kalau biasanya penjual di pinggir jalan ada di sisi kiri jalan, ini ada di kanan jalan (padahal belakangnya jurang Lhoo).
Banyak sekali jajanan yg ada disana, ada serabi, dan gorengan2 (udah lupa) hehe..
Setelah menyantap berbagai jenis jananan, saya mampir ke sebuah kios yg ada di paling ujung, jajan yg dijual cukup menarik, bisa jadi oleh2 nih..
Setelah si Ibu ngasih saya satu bungkus jajan dengan susu putih di dalamnya, saya kembali berjalan.
Namun tak lama, saya pun terbangun...
TO BE CONTINUED...
(Yah.... haha, sabar jangan kecewa dulu, ada lanjutannya.. :) )
Kamis, 14 Juli 2011
[05.45 - 07.35]
*LANJUTAN*
Alhamdulillah, Allah mengjinkan saya bangun di sepertiga malam, tepat setengah jam sebelum shalat Shubuh.
Segera mengambil sahur yang seadanya, dengan lauk sayur singkong, perkedel, dan sepotong tempe. Sambil mengejar waktu, sedikit-sedikit saya tengok jam.
Masih sempat
Tepat ketika satu butir nasi terakhir menunggu untuk diangkut, walau masih ada sekepal nasi yg harus dikunyah, saya tambah sedikit air untuk mempercepat mengunyah karena adzan subuh sudah samar-saar terdengar di mushola nun jauh disana.
2 Menit Lagi
"Allahu akbar, allahu akbar.."
Suara laki-laki paruh baya yang kukenal.
Akhirnya adzan subuh berkumandang
Setelah shalat Shubuh, saya sempatkan untuk tilawah di kosan.
Berhenti di Surat An-Nuur ayat 10, saya istirahat sejenak dan merebahkan tubuh di kasur.
Saya ingat teman saya pernah bilang, mengomentari salah seorang rekan yg memilih untuk beristirahat dengan bermain kartu, yg menurutnya kurang bermanfaat.
"Seorang pejuang qur'an lebih memilih beristirahat dengan tilawah, itulah yang dinamakan istirahat. Lelah berdakwah bukan tempatnya untuk diselingi dengan hal seperti itu." Kurang lebih itulah yg kutangkap darinya.
Akhirnya, awan gelap mulai merayap di pelupuk mataku, dan saya pun tertidur.
**
#Mimpi
Kembali saya lewat di jalanan bukit yang berlumpur, kali ini lebih gelap dan berkabut.
Bukan berjalan, saya duduk diatas kursi roda sambil sesekali membetulkan posisi kaki.
Kulihat disebelah kiri penuh kabut, dan sebelah kanan adalah jurang yg dalam.
Sedikit demi sedikit kuayuh kursi roda untuk melangkah, baru beberapa menit.
Capek
Ada cara lain?
oh ya kenapa tidak meluncur saja? hehe.. :D
Saya meluncur, sambil menjaga kecepatan karena jalannya sangat curam.
Sekitar 1 KM dari tempat awal, saya berhenti.
Kesadaran saya mulai goyah, saya membersihkan kacamata yang sejak tadi berembun.
Karena hawa yg cukup dingin, akhirnya tubuh menyesuaikan suhu sekitar dengan mengeluarkan sebagian air hangat, alias *maaf* kencing..
Saya berlari dengan kencang menuju toilet di sebuah Pom bensin, rasanya seperti ada berton-ton air yang hendak menjebol waduk jatiluhur.
Saya tutup pintu, ada selot besi panjang.
Tahu tidak, selot itu dipasang menghadap kiri, dan bukannya ditaruh satu sisinya di kusen pintu, kedua sisinya ditaruh di pintu.
Sial, bodoh sekali yg memasang ini.
Gimana mau ngunci coba??
untung ada selot lain yang menghadap kebawah, diatas pintu.
"Siap, arahkan yg tepat!"
"Tembak!"
Bak komando pasukan penakluk jago merah, berliter-liter air meluncur deras.
Akhirnya selesai menunaikan tugas suci itu.
Firasat saya mengatakan akan ada sesuatu yang aneh
Ketika saya akan menyiramnya, tiba-tiba seekor kecoa sedang berjuang untuk keluar dari lubang itu Astaghfirullah mudah-mudahan tidak mampir ke saya.
Tapi, doa Saya terkabul dalam bentuk lain.
Si kecoa terbang menuju jendela, dan diam sebentar disana.
Seperti dugaan, kemudian ia terbang menuju kearah saya!
Sedikit gerakan mengelak, kecoa itupun mendarat di langit-langit.
Sudahlah, ia tidak akan ngapa-ngapain saya. Pikirku.
Saya pun mengambil air untuk menyiram apa yg harus disiram.
Tiba-tiba, terdengar suara gaduh di langit-langit, ya, kecoa itu..
Ngapain lagi sih??
Di langit-langit, kulihat 2 ekor kecoa sedang bertarung memperebutkan sebuah batu yg bercahaya, bentuknya seperti kolang-kaling, tapi warnanya putih seperti mutiara, dan bercahaya!
Pertarungan sengit terjadi diantara mereka, satu memukul maju, yg lain mundur. sempat terdengar sesekali suara mengendus dan menggeram (emang kecoa bisa bersuara ya?? -.-)
Dan pertarungan itu berakhir setelah keduanya jatuh terjun kebawah.
*DUKK!*
Kutengok mereka, tak bergerak.
Ah, lupakan..
Selesai menyiram, saya merasa ada yang aneh di ujung kaki kananku, ada sekeping besi kawat(susah menjelaskannya) bercahaya, menyelip diantara ibu jari dan telunjuk kaki. saya ambil besi itu, dan saya perhatikan.
Tiba-tiba dari belakang ada dua orang berwajah preman, satu bertubuh besar dan kekar, satu lagi kecil dan kurus.
*jangan-jangan kecoa tadi jelmaan mereka berdua? #Waduwh..
Kualihkan lagi pandangan saya ke arah besi tadi.
Mana besi tadi?
Yang kulihat kini sebuah papan acrylic seukuran Harddisk Laptop (3,5 Inchi) tidak terlalu tebal, tapi berlapis.
Di tengah-tengahnya ada ukiran aneh yg mengkilap. Seperti kaligrafi, tapi polanya seperti kecoa bertanduk..
Lama kuamati kepingan itu, dingin, dan ada bau aneh.
Acrylic itu tiba-tiba memancarkan warna ungu.
Dan sambil mengamati kepingan itu, si pria tadi berkata pada saya sambil berseru.
"Awas, itu Ranjau Jin!"
Pria satunya menimpali, "Ya, ranjau yang dibuat oleh jin untuk manusia."
Saya semakin tak mengerti.
Tapi saya coba melihat lebih dekat kepingan itu.
Tak berubah.
Suasana menjadi tegang ketika kedua pria itu mendatangi saya dengan langkah berat.
Pria kekar itu menyeru lagi, "Hancurkan! Musnahkan itu secepatnya!"
Satu pikiran yg terlintas adalah, saya harus menghancurkannya dengan Telekinesis -alias kekuatan pikiran- (baru belajar kemarin)
Pandangan kufokuskan ke benda itu, benda bening yg memancarkan cahaya ungu.
Lama, makin fokus, saya berusaha memecahkannya terlebih dahulu.
Seperti tidak sabar, pria itu menyarankan untuk menggunakan cara lain.
"Gunakan laser api yg ada di laboratorium! cepat!"
Saya semakin tegang.
Konsentrasi saya semakin tertuju pada kepingan itu.
Ayolah.. Hancur! hancur!
Pandangan saya menjadi kabur, seketika menjadi gelap.
Saya fokuskan lagi pikiran saya pada benda itu, kembali jelas.
Kini diatas kepingan itu muncul tulisan, seperti kartu voucher dengan paket2 diatasnya.
Beberapa diantaranya terdapat angka, entah mungkin itu artinya poin atau harga.
Informasi yg tertulis disana:
"RANJAU" (Ada gambar tengkorak berwarna hitam, dengan latar kuning)
"Make a Lottery..........10,000"
"Play with girls.........15,000"
"Dating Unmarried........20,000"
"SPECIAL"
kali ini tulisanya sedikit lebih mencolok, dengan warna lebih gelap
"Killing.................40,000"
*entah saya lupa apa item-item selanjutnya, dan yang pasti semuanya berisi hal-hal buruk yg dilarang oleh ALLAH SWT.
Menakutkan.
Saya menyerah, keping itu tak juga bereaksi.
Pria itu mendesak saya agar segera menghancurkannya. saya tak bisa.
Saya berkata pada pria itu, saya butuh waktu.
"I wan't to take a pray first.", saya ingin sholat dulu sebentar.
Pria itu bukan mempersilahkan, ia semakin terlihat marah.
Oke, saya tidak takut.
Saya letakkan dua keping acrylic itu diatas meja.
Ku bentangkan sajadah di lantai ruangan.
Lalu berjalan santai ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, tiba-tiba dari belakang pria itu membisikiku, "You need help?"
Saya merinding, firasat saya mengatakan waktu saya tak lama lagi.
Kejadiannya begitu cepat.
Perut tiba-tiba mual, dan seketika memuntahkan isi di dalamnya.
Saya tumbang, terjatuh kedepan dalam posisi sholat.
Gelap, kabut hitam menghiasi pelupuk mataku.
Beberapa detik sebelum saya tak sadarkan diri, saya membayangkan diri saya sedang memulai takbiratul ihram, dan mengucap "Allahu Akbar!"
Membaca surat al-Fatihah..
"ALhamdulillahirabbil alamiin... Maliki yaumiddin..." saya tak sempat melanjutkannya..
Gelap, semuanya terasa hampa.
Beberapa saat kemudian, saya mulai sadar.
Masih dalam keadaan mata tertutup.
Samar-samar terdengar sebuah kalimat dalam bahasa arab, saya tidak mengenalnya.
Bayangan selembar mushaf alquran muncul di depan mataku.
Sebuah kata dalam huruf arab, makin lama makin jelas mengingatkan saya pada sebuah surat dalam Alquran.
Kata itu...
Al-Mu'minuun..
Ya Allah, apakah benar ini?
Saya berharap kecil dalam hati.
Semoga ini bukan waktuku.
Semua masih gelap, hanya suara-suara itu yang kudengar semakin jelas, semakin dekat.
Saya beranikan diri untuk membuka mata (membuka mata??)
Akhirnya saya terbangun...
Alhamdulillah, Ya Allah..
Apakah ini tanda dariMu? atau hanya ilusi setan?
Wallahu a'lam..
INI HANYA MIMPI
#Kamar Kosan, Di atas Sajadah Biru.
Rabu, 13 Juli 2011 [11.00 - 04.15]