MyDream Series (1) : Sandal dan Pak Polisi, ditilang di jalan tol!

  • 0
[My Dreams Series: 1-AM]

Assalamualaikum wr. wb.
Pagi ini saya akan mencoba menceritakan kembali mimpi saya sejam yang lalu (satu jam??). ya, saya juga heran, dan bertanya-tanya kenapa bisa? padahal waktu yg saya alami dalam mimpi itu cukup lama, hampir satu hari penuh. Tetapi kenyatannya ketika bangun, saya hanya menghabiskan sekitar satu jam, bahkan kurang.
Mungkin penelitian bisa menjelaskan hal ini, dan lebih jauh lagi pasti kita bisa menemukan penjelasannya dalam alquran. Yuk kita simak ceritanya ^^....
**

Baiklah, ceritanya dimulai ketika saya naik motor di suatu jalan tol, jalan ini cukup aneh, dan ruwet menurut saya. Karena banyak belokan dan jalan2 khusus. Percaya atau tidak, bahkan ada salah satu jalan persimpangan yang berupa lintasan freestyle (ujung-ujungnya terpisahkan oleh udara, lompat bebas gitu).

Setelah berliku-liku mencari jalan, dan sempat tersesat (saya khawatir ada polisi yg memperhatikan dan segera menghampiri saya) alhamdulilah bisa menemukan jalan yg benar, oh ya saya juga sempat melewati jalan freestyle tadi, tapi tentu saja saya tidak berhasil >.< haha.

Jalan tol yang ruwet berhasil saya hindari, sampai di suatu jalan tanjakan yg memiliki tanda panah berwarna merah, saya naik terus, dan disebelah kiri ada jalur khusus dengan pagar disekelilingnya, saya masuk karena ada tulisan "Aman SIM". oh, pikir saya berarti ga pake diperiksa, okelah kalaupun diperiksa mungkin cuman SIM nya.
Saya lewat situ, dan benar ada 2 orang penjaga di dekatnya, seorang dari dinas perhubungan dan seorang polantas.

Sudah kuduga, si polisi tadi langsung mencegat dan menanyakan SIM (hanya SIM).
Dengan santainya saya keluarkan SIM saya (SIM masih normal), karena saya yakin tidak ada yg salah, nama sudah benar, masa aktifnya juga masih 2015 (kayak voucher aja).
Yang cukup mengagetkan ternyata SIM dunia nyata dan dunia mimpi sangat berbeda. saya terkejut juga ketika si bapak menunjukkan ada yg kurang di bagian depannya (lho kok?) bagian itu seperti lembar tanda tangan di bagian belakang STNK, ada tiga baris berisi keterangan nomer2 yg tidak saya pahami, dan satu lagi, tampilan depan SIM nya seperti kartu berobat Rumah Sakit (>.<)a

Seperti biasa orang yang "terjaring" operasi SIM, saya sedikit galau (haha), dan segera mengecek dompet (untung ga ada uang).
Saya pun digiring ke pos penjagaan beberapa meter dari pintu masuk. Saya mengamati sekitar, tidak jauh dari tempat itu ada sebuah rumah makan, dan diatasnya ada lapangan tenis (ada pagar besi menjulang). Kok ada rumah makan, ni jalan tol lho..?? Ah, lupakan. terlalu absurd *(meminjam istilah seorang sahabat) :D

Saya diajak untuk duduk sama pak polisi tadi, dan mulai "negosiasi". Saya diam, karena sedikit takut dengan denda yg harus dikeluarkan, untungnya pak polisi itu yang memulai.

"Anda tahu apa kesalahan anda?" pak polisi itu nanya

"Tahu, pak" jawab saya. dalam hati saya heran, kok bisa SIM nya seperti itu? dan lagi, saya menduga dendanya bakal cukup besar

"Kalau seperti ini, dendanya..." si pak polisi itu menoleh ke arah saya, saya menyambut dengan tersenyum, dan kamipun saling diam penuh makna. cieeeee.. #SKIP

"Berapa pak dendanya?" saya memutus keheningan itu

"Yah, sekitar 4 juta.."

"4 Juta Pak??" astaghfirulalhaladhiim, luar biasa.. JDERR (# o #) *Kilat Menyambar

"Ya itu minimal, pengalaman saya ada dokter juga kena segitu", Kata si bapak sambil nulis surat tilang.

Saya mikir, apa hubungannya ama dokter? oh, barangkali dokter yg ngebut karena ada pasien kritis, tapi kenapa harus 4 juta? itu pertanyaannya.

"Waduh pak, kalu segitu saya ndak punya." Saya mulai memelas..

"Saya baru bisa ngurus SIM minggu depan karena saya sekarang sedang UAS, dan minggu depan sudah registrasi, pasti bayar SPP kan pak, itu cukup besar.." Saya menjelaskan bahwa saya baru akan mulai semesteran, dan pasti bayar uang SPP

Si bapak sedikit berifkir, lalu tiba2 berdiri dan mengajak saya keluar
"Sini, ikut saya"
Lagi-lagi, tiba2 jalan tol tadi berubah menjadi jalan raya seperti jalan Kalianak di Surabaya, Bojongsoang di Bandung, atau Darmaga di Bogor. (intinya jalan dua arah yg bisa dilewatin truk)

Saya pun ikut sambil menuntun motor saya, dan memarkirkannya di pintu pagar dekat pos itu. kami berdua berjalan menyusuri jalan itu (jalan raya atau jalan tol, GA JELAS!)
Kami tiba di sebuah rumah makan, rumah makan itu cukup besar, kenapa saya katakan besar, karena rumah makan itu terdiri dari 3 lantai. (waw..) dan yg cukup hebat, di lantai teratas itu ada lapangan tenisss.... O_O
Dengan sedikit perasaan jengkel, saya melempar sandal swallow yang saya pakai, hingga masuk ke lapangan tenis itu (Gilaa).. saya pun nyeker dengan sandal di kaki kiri.

Kami berdua masuk dan disambut seorang ibu, lalu si bapak itu ngobrol dengan ibu, saya ditinggalin (niat ga sih??) 

wah, kesempatan buat kabur nih, pikir saya hehe..3:-)

waktu berjalan lambat, si bapak ngobrol dengan si ibu, saya sendiri ga jelas mau ngapain.
Saya memutuskan untuk jalan2 ke lantai atas rumah makan itu. Dalam pengamatan itu, saya dapatkan kenyataan bahwa :
-Dalemnya luas sekali!
-Ternyata jadi satu sama rumah juga

Selesai jalan-jalan, saya kembali ke lantai bawah untuk mengecek apakah mereka sudah berse ngobrol. Eh, ternyata si bapak ga ada, dan tinggal si ibu.. (ini kalau kabur bener2 ga tahu dah...)

Entah kenapa, saya akhirnya ngobrol dengan ibu itu di dalam kamarnya (astaghfirullah.. jangan ditiru)

saya nanya, "Pak polisi tadi kemana, bu?"
"ndak tahu saya.." jawab si ibu
Kemudian kita ngobrol sejenak
Tidak berapa lama, si bapak dateng, saya melihatnya dari jendela kamar, dia celingak-celinguk seperti mencari ayam yang hilang (pasti nyari saya nih) saya sedikit bersembunyi di balik kamar itu. Tapi apa daya, si bapak berhasil menemukan saya.
Saya pun lari ke lantai atas, biar ga ketemu (Walaupun sudah ketahuan) sambil mencari sandal saya yang saya lempar tadi wkwk.
Di lantai atas, saya menemukan pemandangan yg lebih "wah" lagi.. di sana terbentang kolam ikan yg luas, dengan bunga teratai di tengah-tengahnya, dan tak jauh dari kolam ada seorang pembantu (laki2 atau banci) yg sedang menyiram tanaman.

Oke, saya ingat kalau sandal saya cuma satu, dan harus nyari pasangannya. Saya mulai mencari dan, ternyata sulit menemukan sandal saya, karena ternyata di lantai atas itu banyak banget sandal swallow yang mirip punya saya! waduh, ni udah kayak taman sandal aja, sandal berserakan dimana2, dari berbagai ukuran pula. -.-a

Weleh2...

Sudah cukup pusing, saya nyoba untuk main ke kolam, saya pun nyemplung untuk menyegarkan diri. Eh, tiba2 si pembantu tadi nyamperin sambil teriak, 
"Eh, bo! jangan main2 di kolam, tak bole.." dengan gaya seperti ka salli di upin ipin.


Okelah, saya tidak peduli.. haha..


Baru saja nyemplung, eh si pak polisi dateng lagi..
Si pak polisi ikut nyemplung bareng saya, dan kalian tahu cerita selanjutnya?

Akhirnya saya bangun dan bersyukur sekali karena itu cuman mimpi!

"Alhamdulillah.. ternyata cuma MIMPI!! :D"





Sekian
Wassalamualaikum wr. wb.

#Kamar kosan
Bandung, 14 Juni 2011 / 12 Rajab 1432 H 08.00 AM


Jalan Tol Ruwet

No comments:

Post a Comment

Popular posts