[30 Januari 2014]3 hal yang paling saya syukuri hari ini:
- Bangun pagi dan Shalat Shubuh berjamaah
- Siaran bareng kang Harri Firmansyah di RASE FM
- Dapat hikmah dan ilmu baru tentang "Mencoba Hal Baru" dalam hidup.
**
Alhamdulillah, pagi ini kembali diijinkan untuk bangun pagi dan shalat shubuh berjamaah, meskipun masih dalam kondisi agak ngantuk, karena semalam baru tidur pukul 02.00 setelah sesi menulis dengan Ridwan Gumilang dan dialnjutkan dengan ritual ngupdate website.
Seperti rencana sebelumnya, aksi saya hari ini adalah mewawancarai kang Harri Firmansyah untuk memberikan testimoni tentang GAMUS, mengingat pada hari jumat akan diadakan temu alumni sekaligus prosesi pembubaran GAMUS untuk kemudian dibentuk kembali menjadi LDF (Lembaga Dakwah Fakultas). Sebagai konsekuensi dari penggabungan 4 institusi (IM Telkom, IT Telkom, Poltek Telkom, dan STISI Telkom), maka organisasi-organisasi mahasiswa pun ikut berubah dan bergabung satu sama lain, tidak terkecuali GAMUS yang kemudian ikut bergabung menjadi satu bagian dari keluarga LDK Al-Fath Universitas Telkom.
Waktu menunjukkan pukul 05.50, selepas shalat shubuh di Salman saya pun langsung bergegas menuju RASE FM, tempat saya akan bertemu dengan Kang Harri, yang tidak jauh dengan Masjid Salman, karena In Sya allah beliau mengisi program Embun Pagi rutin setiap hari Senin & Kamis, pukul 06.00. Karena waktunya sudah sangat dekat, maka saya pun memacu motor dengan kencang, hingga hampir saja terpeleset di tikungan dekat ITB, masya allah.
Udara dingin yang menusuk tulang, harus dihadapi demi menjalankan tugas suci ini, karena tidak ada waktu lagi untuk mengambil momen ini, mengingat kang Harri dijadwalkan pukul 06.30 harus berangkat ke Jakarta selepas mengisi Embun Pagi. Sebagai gantinya, koordinator Pengajian ButterflyAct, Kang Saeful Ulum pun diminta untuk ikut siaran agar bisa melanjutkan apabila Kang Harri sudah waktunya berangkat.
Rencana allah sungguh indah, dari yang semula kang Harri harus pergi di tengah siaran, ternyata allah mengizinkan beliau untuk silaturahim lebih lama. Pukul 06.30, tiba waktunya break, ketika dikonfirmasi oleh announcer apakah akan langsung berangkat, Kang Harri pun menjawab "Beresin aja ini dulu. Saya ke Jakarta nya nanti, karena harus mencoba sesuatu yang baru dulu di Cimahi." Alhamdulillah, allah mengizinkan beliau untuk mengisi acara sampai selesai. Yang tadinya rencana awal langsung ke Jakarta, ternyata berubah menjadi sedikit digeser karena kang harri harus terlebih dulu ke Cimahi, jadi berangkatnya nanti selepas dari Cimahi. Allahu Akbar.
Selama siaran saya mendapat banyak sekali hikmah dan ilmu baru dari Kang Harri dan Kang Ulum, yaitu tentang "Mencoba Hal Baru", kaitannya dengan kebiasaan-kebiasaan atau ritual -istilah kang harri- yang ternyata bisa melahirkan 3 dampak negatif, yang bisa menghambat produktifitas kita.
Selain itu juga dibahas tentang Syukur dan Ikhlas, sebagai jawaban atas pertanyaan dari pendengar. Kang Harri menyampaikan tentang dua hal ini, ditambah dengan sabar, bahwa menjadi seorang muslim itu mudah: Ketika apa yang terjadi pada kita sesuai dengan keinginan kita, maka kita harus Syukur. Sedangkan ketika itu tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kita Sabar. Kemudian Maka kita harus ikhlas, "sing ikhlas", kata Kang Harri.
Ada satu lagi inspirasi yang menarik tentang Syukur dan Ikhlas ini dari Kang ulum, beliau mengilustrasikan Syukur dan Sabar ini seperti sebuah sepeda motor. Ikhlas adalah bensinnya, yang kita perlukan di awal, tengah, hingga akhir perjalanan. Kemudian Syukur ini adalah tarikan gasnya, kalau hidup kita mau lebih 'ngebut' maka syukur kita harus makin kuat. Terakhir, sabar ini adalah kehati-hatian kita dalam mengendarai kendaraan. (Selengkapnya bisa dibaca di sini: Embun Pagi, "Try to do Something New")
Sembari Kang Ulum membagikan ilmunya kepada para pendengar, saya pun pindah ke sebelah kang hari untuk mengingatkan soal syuting hari ini. Dasar memang baru pertama ikutan siaran di studio besar, Kang Harri pun memberi isyarat untuk tidak mengeluarkan suara, dan menunjuk kearah BB nya sambil menggerakkan jari-jarinya seolah mengetikkan sesuatu, saya pun mengerti.
Pembicaraan berlanjut melalui memo di BB, saya pun menjelaskan poin-poin yang nanti akan disampaikan, yaitu sejarah singkat tentang awal terbentuknya GAMUS, kemudian kesan beliau tentang GAMUS, dan pesan untuk pengurus dan keluarga besar GAMUS sekarang. Beliau pun menyanggupi.
Cobaan pun datang, beberapa kali kami harus take ulang, karena ada-ada saja halangannya, mulai dari baterai kamera yang habis, sampai memorinya yang juga ikutan out of space. Padahal, sore harinya saya sudah mengisi ulang baterai kamera itu sewaktu pengajian ButterFlyAct, meskipun Cuma sebentar. Tapi entah kenapa tiba-tiba baterainya menjadi kosong tak berdaya dan mati dalam sekejap. Alhamdulillah, solusi pun datang setelah kami mendapatkan pinjaman kamera saku dari crew RASE FM yang batrerainya full. Syuting pun dimulai kembali.
Belum sampai 1 menit, hal yang tidak diinginkan terjadi, sisa space di memori kamera tidak cukup. Astaghfirullah.. Terpaksa saya harus menghentikan rekaman, lagi-lagi penonton kecewa. Sebenarnya hal ini bisa diantisipasi, jika saja saya tidak mengabaikan indikator waktu yang berubah dari warna putih menjadi berwarna merah, yang kemudian baru saya sadari ternyata itu menandakan waktu perekaman yang tinggal sedikit. Jelas saja, karena hitungan waktunya maju, bukan mundur, jadi pikir saya waktu itu tidak akan terjadi masalah apa-apa, ternyata... Kang Harri pun sedikit menegur dengan santai, "gimana nih kang iqbal, persiapannya..", malu, tertampar, karena merasa sudah mengecewakan. Maklum karena memang persiapannya mendadak sekali dan semalam belum sempat memeriksa semuanya.
Saya pun teringat, kenapa tidak pakai memori di kamera yang saya bawa? Ah iya.. Kenapa ngga dari tadi. Akhirnya memori pun ditukar dan beberapa video yang ada didalamnya dihapus untuk menambah space, alhamdulillah tersisa 10 menit lagi, cukup untuk rekaman beberapa kali. Akhirnya testimoni pun berhasil didapat dengan lancar.
**
Seperti rencana sebelumnya, aksi saya hari ini adalah mewawancarai kang Harri Firmansyah untuk memberikan testimoni tentang GAMUS, mengingat pada hari jumat akan diadakan temu alumni sekaligus prosesi pembubaran GAMUS untuk kemudian dibentuk kembali menjadi LDF (Lembaga Dakwah Fakultas). Sebagai konsekuensi dari penggabungan 4 institusi (IM Telkom, IT Telkom, Poltek Telkom, dan STISI Telkom), maka organisasi-organisasi mahasiswa pun ikut berubah dan bergabung satu sama lain, tidak terkecuali GAMUS yang kemudian ikut bergabung menjadi satu bagian dari keluarga LDK Al-Fath Universitas Telkom.
Waktu menunjukkan pukul 05.50, selepas shalat shubuh di Salman saya pun langsung bergegas menuju RASE FM, tempat saya akan bertemu dengan Kang Harri, yang tidak jauh dengan Masjid Salman, karena In Sya allah beliau mengisi program Embun Pagi rutin setiap hari Senin & Kamis, pukul 06.00. Karena waktunya sudah sangat dekat, maka saya pun memacu motor dengan kencang, hingga hampir saja terpeleset di tikungan dekat ITB, masya allah.
Udara dingin yang menusuk tulang, harus dihadapi demi menjalankan tugas suci ini, karena tidak ada waktu lagi untuk mengambil momen ini, mengingat kang Harri dijadwalkan pukul 06.30 harus berangkat ke Jakarta selepas mengisi Embun Pagi. Sebagai gantinya, koordinator Pengajian ButterflyAct, Kang Saeful Ulum pun diminta untuk ikut siaran agar bisa melanjutkan apabila Kang Harri sudah waktunya berangkat.
Rencana allah sungguh indah, dari yang semula kang Harri harus pergi di tengah siaran, ternyata allah mengizinkan beliau untuk silaturahim lebih lama. Pukul 06.30, tiba waktunya break, ketika dikonfirmasi oleh announcer apakah akan langsung berangkat, Kang Harri pun menjawab "Beresin aja ini dulu. Saya ke Jakarta nya nanti, karena harus mencoba sesuatu yang baru dulu di Cimahi." Alhamdulillah, allah mengizinkan beliau untuk mengisi acara sampai selesai. Yang tadinya rencana awal langsung ke Jakarta, ternyata berubah menjadi sedikit digeser karena kang harri harus terlebih dulu ke Cimahi, jadi berangkatnya nanti selepas dari Cimahi. Allahu Akbar.
Selama siaran saya mendapat banyak sekali hikmah dan ilmu baru dari Kang Harri dan Kang Ulum, yaitu tentang "Mencoba Hal Baru", kaitannya dengan kebiasaan-kebiasaan atau ritual -istilah kang harri- yang ternyata bisa melahirkan 3 dampak negatif, yang bisa menghambat produktifitas kita.
Selain itu juga dibahas tentang Syukur dan Ikhlas, sebagai jawaban atas pertanyaan dari pendengar. Kang Harri menyampaikan tentang dua hal ini, ditambah dengan sabar, bahwa menjadi seorang muslim itu mudah: Ketika apa yang terjadi pada kita sesuai dengan keinginan kita, maka kita harus Syukur. Sedangkan ketika itu tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kita Sabar. Kemudian Maka kita harus ikhlas, "sing ikhlas", kata Kang Harri.
Ada satu lagi inspirasi yang menarik tentang Syukur dan Ikhlas ini dari Kang ulum, beliau mengilustrasikan Syukur dan Sabar ini seperti sebuah sepeda motor. Ikhlas adalah bensinnya, yang kita perlukan di awal, tengah, hingga akhir perjalanan. Kemudian Syukur ini adalah tarikan gasnya, kalau hidup kita mau lebih 'ngebut' maka syukur kita harus makin kuat. Terakhir, sabar ini adalah kehati-hatian kita dalam mengendarai kendaraan. (Selengkapnya bisa dibaca di sini: Embun Pagi, "Try to do Something New")
Sembari Kang Ulum membagikan ilmunya kepada para pendengar, saya pun pindah ke sebelah kang hari untuk mengingatkan soal syuting hari ini. Dasar memang baru pertama ikutan siaran di studio besar, Kang Harri pun memberi isyarat untuk tidak mengeluarkan suara, dan menunjuk kearah BB nya sambil menggerakkan jari-jarinya seolah mengetikkan sesuatu, saya pun mengerti.
Pembicaraan berlanjut melalui memo di BB, saya pun menjelaskan poin-poin yang nanti akan disampaikan, yaitu sejarah singkat tentang awal terbentuknya GAMUS, kemudian kesan beliau tentang GAMUS, dan pesan untuk pengurus dan keluarga besar GAMUS sekarang. Beliau pun menyanggupi.
Cobaan pun datang, beberapa kali kami harus take ulang, karena ada-ada saja halangannya, mulai dari baterai kamera yang habis, sampai memorinya yang juga ikutan out of space. Padahal, sore harinya saya sudah mengisi ulang baterai kamera itu sewaktu pengajian ButterFlyAct, meskipun Cuma sebentar. Tapi entah kenapa tiba-tiba baterainya menjadi kosong tak berdaya dan mati dalam sekejap. Alhamdulillah, solusi pun datang setelah kami mendapatkan pinjaman kamera saku dari crew RASE FM yang batrerainya full. Syuting pun dimulai kembali.
Belum sampai 1 menit, hal yang tidak diinginkan terjadi, sisa space di memori kamera tidak cukup. Astaghfirullah.. Terpaksa saya harus menghentikan rekaman, lagi-lagi penonton kecewa. Sebenarnya hal ini bisa diantisipasi, jika saja saya tidak mengabaikan indikator waktu yang berubah dari warna putih menjadi berwarna merah, yang kemudian baru saya sadari ternyata itu menandakan waktu perekaman yang tinggal sedikit. Jelas saja, karena hitungan waktunya maju, bukan mundur, jadi pikir saya waktu itu tidak akan terjadi masalah apa-apa, ternyata... Kang Harri pun sedikit menegur dengan santai, "gimana nih kang iqbal, persiapannya..", malu, tertampar, karena merasa sudah mengecewakan. Maklum karena memang persiapannya mendadak sekali dan semalam belum sempat memeriksa semuanya.
Saya pun teringat, kenapa tidak pakai memori di kamera yang saya bawa? Ah iya.. Kenapa ngga dari tadi. Akhirnya memori pun ditukar dan beberapa video yang ada didalamnya dihapus untuk menambah space, alhamdulillah tersisa 10 menit lagi, cukup untuk rekaman beberapa kali. Akhirnya testimoni pun berhasil didapat dengan lancar.
**
Suasana Studio RASE FM di Pagi Hari |
Kang Saeful Ulum |
Kang Harri Firmansyah |
Hari ini, saya telah mencoba satu hal baru, ikut siaran bersama Kang Harri Firmansyah di Embun Pagi RASE FM, meskipun belum kebagian peran sebagai narasumber, tapi rasanya ini sungguh sebuah kesempatan yang luar biasa dan jarang sekali terjadi. Semoga suatu saat nanti saya akan kembali siaran di RASE FM tidak lagi sebagai 'tamu tak diundang' tetapi sudah sebagai pembicara, aamiin.
Apa hal baru yang akan kamu lakukan hari ini? :)
**
Syukur tak terkira kepadaMu Ya Allah, terimakasih atas kesempatan yang Engkau berikan padaku hari ini.
Terimakasih sebesar-besarnya kepada Kang Harri yang bersedia menyempatkan waktunya, dan mau direpotin untuk memenuhi permintaan muridmu ini. Juga Kang Ulum yang sudah membantu untuk memfasilitasi pertemuan ini, semoga kelak Kang Ulum bisa seperti Kang Harri.
Terimakasih juga kepada Crew RASE FM: announcer yang merangkap ustad, kang Bobby Muhammad Iqbal (namanya sama), Kang Dodo di operator yang cekatan banget, sama satu lagi yang saya lupa namanya. Semoga ke depannya RASE FM menjadi semakin cerah, dan terus bisa mencerahkan hati para pendengarnya.
Terimakasih sebesar-besarnya kepada Kang Harri yang bersedia menyempatkan waktunya, dan mau direpotin untuk memenuhi permintaan muridmu ini. Juga Kang Ulum yang sudah membantu untuk memfasilitasi pertemuan ini, semoga kelak Kang Ulum bisa seperti Kang Harri.
Terimakasih juga kepada Crew RASE FM: announcer yang merangkap ustad, kang Bobby Muhammad Iqbal (namanya sama), Kang Dodo di operator yang cekatan banget, sama satu lagi yang saya lupa namanya. Semoga ke depannya RASE FM menjadi semakin cerah, dan terus bisa mencerahkan hati para pendengarnya.
Salman, 30 Januari 2014
#Hikmah #JurnalSyukur #RASEFM #EmbunPagi #SomethingNew