Seberapa pantaskah kau untuk ku tunggu
Cukup indahkah dirimu untuk s'lalu kunantikan
Mampukah kau hadir dalam setiap mimpi burukku
Mampukah kita bertahan disaat kita jauh
**
Mungkin kini kau merasa lega, karena telah membuang semua perasaanmu tentangnya, menafikan semua pertanda perasaanku padamu. Tentang surat-surat yang kau temukan di kolong meja, atau cerpen-cerpen yang kutuliskan di surat kabar nasional yang kuyakin kau pun bisa membaca sebagian isinya adalah cerita tentang kita.
Mungkin kini kau sudah bahagia, berhasil move on dari keterpurukan yang sebenarnya kau ciptakan sendiri. Melangkah tanpa beban di kepala, menjalani hari seperti biasa.
Mungkin kini kau sudah mencapai semua impianmu, menjadi Mahasiswa Berprestasi di kampus ternama di Indonesia, berkeliling Indonesia dan berbagi cerita tentang apa yang kau dapatkan sepulang dari program pertukaran mahasiswa. Masa-masa sebagai mahasiswa tak lepas dari segudang prestasi yang juga menyemat di samping namamu.
Tapi nyatanya, aku lah yang tersisa diantara puing-puing memori masa lalu. Aku lah yang masih setia berdiri dalam barisan, menunggu dalam antrian untuk memasuki gerbang hati yang konon sangat sulit ditembus itu.
Aku lah yang masih menyimpan tiket itu, tiket VIP yang sempat kau berikan padaku. Kau boleh lupa, tapi aku katakan pada diriku, aku tak boleh lupa. Bagaimana aku bisa lupa, sementara ketika itu aku dan kamu berbagi rasa dalam jarak yang begitu dekatnya.
Mungkin kini kau tlah menghilang tanpa jejak
Mengikis semua indah kenangan
Tapi aku selalu menunggumu disini
Bila saja kau berubah pikiran
(Sheila On 7 – JAP)
Tentu bagian selanjutnya bukanlah yang kuharapkan, karena aku tak berharap untuk menjadi pacarmu, atau kau menjadikanku sebagai pacarmu.
Tidak, tidak ada dalam kamusku satupun kata yang menjelaskan tentang sebuah pertemuan antara dua insan yang lebih dari sekedar teman, kecuali pernikahan. Dan akupun menyadari persahabatan kita waktu itu adalah sebuah kesalahan.
Kau tahu, aku masih menyimpan janji itu, janji pada diriku sendiri, bahwa aku akan kembali untuk menjemputmu, setelah aku menyelesaikan kuliahku disini. Bergitu pula yang diinginkan kedua orang tuaku, seperti orang tua pada umumnya yang menginginkan anaknya bahagia.
Celakanya hanya kaulah yang benar benar aku tunggu
Hanya kaulah yang benar benar memahamiku
Kau pergi dan hilang ke mana pun kau suka
Celakanya hanya kaulah yang pantas untuk kubanggakan
Hanya kaulah yang sanggup untuk aku andalkan
Diantara peri aku s'lalu menantimu
**
Bukit Cemara,Originally created 12 Desember 2013, ditinjau kembali 17 Januari 2014 1:57
*Bisa jadi ini tentangku bisa juga tentangmu. Semustahil apapun ia, tetap saja ia fiksi yang nyata.
No comments:
Post a Comment