Selembar Pengakuan
*ceritanya seorang TKI sedang mengikuti tes perekrutan Supir Taksi di Jepang
(percakapan dalam bahasa indonesia)
A: Boleh saya lihat berkas-berkas anda?
B: Baik pak, ini berkas-berkas saya (dengan muka pede)
A: (mengecek berkas-berkas) Baik, silahkan anda lakukan test drive 5 ment lagi
B: Siap, pak. Bapak sudah lihat kan, saya sudah dapat sertifikat pengemudi terbaik dari Indonesia
A: Iya, saya sudah lihat. Saya juga senang seandainya anda bisa bergabung.
(waktunya test drive. TKI tersebut pun mengendarai mobil taksi seperti yang biasa dia lakukan di Indonesia, dia yakin bisa diterma karena dia sudah punya sertifikat yang diakui Internasional. Senyumnya terlihat mantap sekali. Setelah test drive selesai, ia pun kembali menemui petugas tadi)
A: Bagaimana pak?
B: Maaf, kami belum bisa menerima anda. Silahkan anda coba lagi di lain kesempatan. Terimakasih sudah menyempatkan waktunya.
A: (kaget) kenapa pak? saya kan sudah punya sertifikat internasional, bapak lihat sendiri kan, itu asli
B: Kami sangat menghargai prestasi anda, sertifikat itu bisa sangat membantu, tapi sesuai prosedur kami harus melihat hasil dari test drive. Dan menurut kami, anda belum layak, anda bisa membahatakan penumpang kami
....
**
Manakah yang akan kita pilih, makanan basi yang kotor dan berjamur meskipun mendapat sertifikat standar kesehatan, atau makanan terbaik yang bersih dan segar walaupun tidak ada sertifikatnya?
**
Kalau kita mengandalkan "pengakuan" baik itu dari orang lain, instansi, atau lembaga
Tandanya kita kurang Percaya diri dengan kemampuan kita
Ketika sekolah, kita mengandalkan Ijazah sebagai bukti pengakuan akan kepandaian kita, yang belum tentu itu mewakili keadaan kita sebenarnya.
Bisa saja sebenarnya kita lebih pandai dari yang tercantum di Ijazah.
Ironisnya, kita mati-matian supaya mendapatkan "pengakuan" akan kepandaian kita, hingga berbuat curang kalau perlu malah membeli ijazah itu.
Begitu juga ketika kita akan mengendarai kendaraan, kita harus memiliki izin terlebih dahulu, harus ada "pengakuan" atas kesiapan dan kemampuan kita untuk mengemudi. Ya, kita harus punya SIM
Tidak sedikit dari kita yang kemudian melakukan berbagai cara untuk mendapat "pengakuan" tersebut, demi bisa mengendarai kendaraan.
Sayangnya, kita lebih fokus mengejar "pengakuan" itu, tanpa melihat kemampuan kita, yang mungkin belum sepenuhnya siap untuk mengemudi.
Serangkaian tes dan aturan yang dibuat sesungguhnya bukan bermaksud menghalangi keinginan kita untuk bisa mengemudi, tapi itu juga bentuk pengertian bahwa kita semua menginginkan suasan a berkendara yang aman dan kondusif. Untuk mewujudkan itu, masing-masing pengemudinya harus dipastikan benar-benar siap dan mampu mengemudi dengan baik.
Pentingkah pengakuan bahwa kita mampu mengemudi sementara kita sendiri belum siap mengemudi dengan baik?
Penting mana pengakuan dengan kemampuan sebenarnya?
Sayang sekali kalau kita hanya menilai kemampuan kita dari sekedar "pengakuan" dalam bentuk selembar kertas yang harganya tidak seberapa.
Bukan bermaksud menyepelekan "pengakuan" itu, hanya saja, kita terlalu bernilai untuk ditukar dengan sekedar "pengakuan" itu. Tanpa "pengakuan" itu pun, kita sudah luar biasa.
Semangatnya akan beda, ketika kita bertindak yang terbaik sesuai kemampuan kita, dengan semata-mata hanya mencari "Pengakuan"
Mungkin kita semua sama, pernah menjadikan "pengakuan" itu segala-galanya, dan akan melakukan apapun untuk mendapatkannya.
Tapi ketika kita sudah mendapatkannya, berapa banyak kita kecewa karena "pengakuan" itu justru tidak mendapatkan pengakuan jujur dari diri sendiri.
Kita tidak butuh pengakuan orang lain untuk jadi hebat, yang dibutuhkan adalah kepercayaan diri dan pengakuan kepada diri sendiri.
-IFR-
Selembar Pengakuan
Bandung, 14 Desember 2012
Aku Pun Tersenyum
Kemarin saya menulis sedikit curahan hati ketika berkontemplasi di Masjid Salman, ditemani guyuran hujan. Sendirian.
Sebenarnya tidak ada yang spesial dari puisi itu, hanya sedikit amarah yang tertahan.
(baca: Aku Marah Pada diriku)
Ternyata ada yang mencoba memberikan tanggapan.
Puisi balasan.
Terimakasih atas puisi balasannya :)
Mangga disimak:
Senyum
Aku pun tersenyum
Pada suara yang mnentramkan telinga
Pada bisikan yang mengisi hati
Tapi apalah artinya senyum
Jika hanya kunikmati sendiri
Aku tersenyum melihat dirimu
Yang sosokmu menambah ilmu untukku
Aku tersenyum melihat dirimu
Yang dengan persahabatan ini mengajarkan arti pengertian
Bukankah kekurangan sahabat kita membuat kita bisa saling melengkapi?
Saling mengingatkan?
#Kutipan sajak permadani karpet :)
15 Muharram 1434
by: Ahsan Artseven
- Sajak Kunci balasan, introspeksi, puisi, sahabat, senyum
Aku marah pada diriku
Lelah
Aku pun marah
Pada suara-suara yang memerahkan telinga
Pada bisikan yang mengusik jiwa
Aku pun marah
Pada suara-suara yang memerahkan telinga
Pada bisikan yang mengusik jiwa
Aku marah pada diriku
yang tidak bisa pahami dirimu
Aku marah pada diriku
yang selalu salah menangkap maksud hatimu
yang tidak bisa pahami dirimu
Aku marah pada diriku
yang selalu salah menangkap maksud hatimu
Tapi apalah artinya amarah
Mungkin lebih pantas bila kalian yg marah
Dan menunjukkan apa yang salah
Di atas Permadani Kayu,
15 Muharram 1434 H
Jika persaudaraan menjadi terpecah
Semakin kupendam amarah
Semakin tak kutemukan alasan untuk ku marah
Setiap ku ingin marah
Kepada air mata akupun mengalah
Semakin tak kutemukan alasan untuk ku marah
Setiap ku ingin marah
Kepada air mata akupun mengalah
Keimanan melahirkan kecemburuan
Akan sahabat yg didapatinya dalam keburukan
Bencilah apa-apa keburukan yang kalian temukan
Marahlah sesuka kalian
Sesungguhnya itu adalah tanda cinta dan kasih sayang, kawan
Bencilah apa-apa keburukan yang kalian temukan
Marahlah sesuka kalian
Sesungguhnya itu adalah tanda cinta dan kasih sayang, kawan
Sungguh apalah yang bisa kalian harapkan
Dari aku yang lemah dan hina ini
Selain kealpaan dan kesalahan
Yang menghiasi hari demi hari
Selain kealpaan dan kesalahan
Yang menghiasi hari demi hari
Kepada siapa lagi ku tumpahkan amarah
Kalau bukan kepada diri yang hina dan lemahMungkin lebih pantas bila kalian yg marah
Dan menunjukkan apa yang salah
Bukankah aku yang lebih sering mengecewakanmu?
IFR
Di atas Permadani Kayu,
15 Muharram 1434 H
- Sajak Kunci inspirasiana, introspeksi, maaf, marah, puisi, renungan
MyDream Series (2) : Ranjau Jin
*Kali ini mimpi yang saya alami bersambung kaya sinetron.. haha
Sepulang dari kampus Dayeuh Kolot. Perjalanan seperti biasa, dingin dengan angin yg membawa kegelapan.
Masih ingat dengan cerita kemarin, pak polisi yg nilang di jalan tol, dan sandal yg nyasar di lapangan tenis?
buat yang belum, bisa baca dulu: Sandal dan Pak Polisi, ditilang di jalan tol!Kelihatannya cukup gila ya? memang, mimpi itu gila, karena hasil gabungan imajinasi dan memori yg bercampur jadi satu.
Tapi cerita kemarin tidak segila cerita kali ini, bahkan bisa dibilang cerita kali ini lebih aneh dari biasanya.
Kalau kemarin saya harus berurusan dengan polisi gara2 SIM yg mirip kartu berobat klinik, kali ini ceritanya saya maw ngurus STNK..
Kalau di alam nyata (alam sadar), ngurus STNK itu di Kantor SAMSAT kan? nah, disini ngga.. ngurusnya di Toko.. haha. kok bisa?
Yuk simak ceritanya.. :D
**
Ceritanya malam hari, saya bersama seorang teman mau ngurus STNK.
Tapi entah kenapa, bukan ke kantor SAMSAT, tapi ke kantor Polisi terdekat.
Lebih aneh lagi, saya nyari si STNK di sebuah toko.
Masuk ke kantor polisi, saya nanya dimana tempatnya, ditunjukkanlah sebuah ruangan..
Tapi, kok ada yg aneh ya?
Di dalamnya saya menemukan orang-orang memakai baju putih, jas setelan dokter..
Saya tanya salah seorang disana, "Bu, mau ambil STNK dimana?"
"disana, Toko Kantor Polisi", kata si Ibunya.
Oke, saya kesana..
Masih dalam suasana galau, karena melihat judul ruangan yg aneh, sekonyong-konyong seorang pria muda nongol dari dalam Toko itu, ngeluarin selembar plastik.
"Ini STNK nya dek..", kata si pria tadi, sambil menyodorkan plastik itu.
Hah? belum juga ngurus, udah dikasih, wah hebat nih si bapaknya... :D
Saya cek lagi isinya, lah...
Mana STNK nya? -.-a
"Kok gini pak?", sambil heran melihat isinya bukan kertas, tapi lempengan logam berukiran.
"Lho, iya ini STNK bentuk baru.."
"Oh, gitu..", Ya udahlah daripada pusing.. ~_~
Pulang dari sana, saya jalan kaki...
Saya berjalan di sebuah tanjakan bukit yang berlumpur, entah kenapa firasat saya mengatakan bahwa jalan itu adalah jalan pintas menuju Jakarta.
*kenapa bisa nyambung Jakarta ya? #SKIP
Jalan Kp.Ciwaru itu namanya.
Sepanjang jalan cuman ada jalan tanah berbatu.
Kiri-kanan kulihat saja, ga ada apa-apa...
Sampai di sebuah tanjakan, cukup curam. saya istrahat sebentar.
Sebelum melanjutkan perjalanan, saya singgah di sebuah deretan penjual makanan.
Kalau biasanya penjual di pinggir jalan ada di sisi kiri jalan, ini ada di kanan jalan (padahal belakangnya jurang Lhoo).
Banyak sekali jajanan yg ada disana, ada serabi, dan gorengan2 (udah lupa) hehe..
Setelah menyantap berbagai jenis jananan, saya mampir ke sebuah kios yg ada di paling ujung, jajan yg dijual cukup menarik, bisa jadi oleh2 nih..
Setelah si Ibu ngasih saya satu bungkus jajan dengan susu putih di dalamnya, saya kembali berjalan.
Namun tak lama, saya pun terbangun...
TO BE CONTINUED...
(Yah.... haha, sabar jangan kecewa dulu, ada lanjutannya.. :) )
Kamis, 14 Juli 2011
[05.45 - 07.35]
*LANJUTAN*
Alhamdulillah, Allah mengjinkan saya bangun di sepertiga malam, tepat setengah jam sebelum shalat Shubuh.
Segera mengambil sahur yang seadanya, dengan lauk sayur singkong, perkedel, dan sepotong tempe. Sambil mengejar waktu, sedikit-sedikit saya tengok jam.
Masih sempat
Tepat ketika satu butir nasi terakhir menunggu untuk diangkut, walau masih ada sekepal nasi yg harus dikunyah, saya tambah sedikit air untuk mempercepat mengunyah karena adzan subuh sudah samar-saar terdengar di mushola nun jauh disana.
2 Menit Lagi
"Allahu akbar, allahu akbar.."
Suara laki-laki paruh baya yang kukenal.
Akhirnya adzan subuh berkumandang
Setelah shalat Shubuh, saya sempatkan untuk tilawah di kosan.
Berhenti di Surat An-Nuur ayat 10, saya istirahat sejenak dan merebahkan tubuh di kasur.
Saya ingat teman saya pernah bilang, mengomentari salah seorang rekan yg memilih untuk beristirahat dengan bermain kartu, yg menurutnya kurang bermanfaat.
"Seorang pejuang qur'an lebih memilih beristirahat dengan tilawah, itulah yang dinamakan istirahat. Lelah berdakwah bukan tempatnya untuk diselingi dengan hal seperti itu." Kurang lebih itulah yg kutangkap darinya.
Akhirnya, awan gelap mulai merayap di pelupuk mataku, dan saya pun tertidur.
**
#Mimpi
Kembali saya lewat di jalanan bukit yang berlumpur, kali ini lebih gelap dan berkabut.
Bukan berjalan, saya duduk diatas kursi roda sambil sesekali membetulkan posisi kaki.
Kulihat disebelah kiri penuh kabut, dan sebelah kanan adalah jurang yg dalam.
Sedikit demi sedikit kuayuh kursi roda untuk melangkah, baru beberapa menit.
Capek
Ada cara lain?
oh ya kenapa tidak meluncur saja? hehe.. :D
Saya meluncur, sambil menjaga kecepatan karena jalannya sangat curam.
Sekitar 1 KM dari tempat awal, saya berhenti.
Kesadaran saya mulai goyah, saya membersihkan kacamata yang sejak tadi berembun.
Karena hawa yg cukup dingin, akhirnya tubuh menyesuaikan suhu sekitar dengan mengeluarkan sebagian air hangat, alias *maaf* kencing..
Saya berlari dengan kencang menuju toilet di sebuah Pom bensin, rasanya seperti ada berton-ton air yang hendak menjebol waduk jatiluhur.
Saya tutup pintu, ada selot besi panjang.
Tahu tidak, selot itu dipasang menghadap kiri, dan bukannya ditaruh satu sisinya di kusen pintu, kedua sisinya ditaruh di pintu.
Sial, bodoh sekali yg memasang ini.
Gimana mau ngunci coba??
untung ada selot lain yang menghadap kebawah, diatas pintu.
"Siap, arahkan yg tepat!"
"Tembak!"
Bak komando pasukan penakluk jago merah, berliter-liter air meluncur deras.
Akhirnya selesai menunaikan tugas suci itu.
Firasat saya mengatakan akan ada sesuatu yang aneh
Ketika saya akan menyiramnya, tiba-tiba seekor kecoa sedang berjuang untuk keluar dari lubang itu Astaghfirullah mudah-mudahan tidak mampir ke saya.
Tapi, doa Saya terkabul dalam bentuk lain.
Si kecoa terbang menuju jendela, dan diam sebentar disana.
Seperti dugaan, kemudian ia terbang menuju kearah saya!
Sedikit gerakan mengelak, kecoa itupun mendarat di langit-langit.
Sudahlah, ia tidak akan ngapa-ngapain saya. Pikirku.
Saya pun mengambil air untuk menyiram apa yg harus disiram.
Tiba-tiba, terdengar suara gaduh di langit-langit, ya, kecoa itu..
Ngapain lagi sih??
Di langit-langit, kulihat 2 ekor kecoa sedang bertarung memperebutkan sebuah batu yg bercahaya, bentuknya seperti kolang-kaling, tapi warnanya putih seperti mutiara, dan bercahaya!
Pertarungan sengit terjadi diantara mereka, satu memukul maju, yg lain mundur. sempat terdengar sesekali suara mengendus dan menggeram (emang kecoa bisa bersuara ya?? -.-)
Dan pertarungan itu berakhir setelah keduanya jatuh terjun kebawah.
*DUKK!*
Kutengok mereka, tak bergerak.
Ah, lupakan..
Selesai menyiram, saya merasa ada yang aneh di ujung kaki kananku, ada sekeping besi kawat(susah menjelaskannya) bercahaya, menyelip diantara ibu jari dan telunjuk kaki. saya ambil besi itu, dan saya perhatikan.
Tiba-tiba dari belakang ada dua orang berwajah preman, satu bertubuh besar dan kekar, satu lagi kecil dan kurus.
*jangan-jangan kecoa tadi jelmaan mereka berdua? #Waduwh..
Kualihkan lagi pandangan saya ke arah besi tadi.
Mana besi tadi?
Yang kulihat kini sebuah papan acrylic seukuran Harddisk Laptop (3,5 Inchi) tidak terlalu tebal, tapi berlapis.
Di tengah-tengahnya ada ukiran aneh yg mengkilap. Seperti kaligrafi, tapi polanya seperti kecoa bertanduk..
Lama kuamati kepingan itu, dingin, dan ada bau aneh.
Acrylic itu tiba-tiba memancarkan warna ungu.
Dan sambil mengamati kepingan itu, si pria tadi berkata pada saya sambil berseru.
"Awas, itu Ranjau Jin!"
Pria satunya menimpali, "Ya, ranjau yang dibuat oleh jin untuk manusia."
Saya semakin tak mengerti.
Tapi saya coba melihat lebih dekat kepingan itu.
Tak berubah.
Suasana menjadi tegang ketika kedua pria itu mendatangi saya dengan langkah berat.
Pria kekar itu menyeru lagi, "Hancurkan! Musnahkan itu secepatnya!"
Satu pikiran yg terlintas adalah, saya harus menghancurkannya dengan Telekinesis -alias kekuatan pikiran- (baru belajar kemarin)
Pandangan kufokuskan ke benda itu, benda bening yg memancarkan cahaya ungu.
Lama, makin fokus, saya berusaha memecahkannya terlebih dahulu.
Seperti tidak sabar, pria itu menyarankan untuk menggunakan cara lain.
"Gunakan laser api yg ada di laboratorium! cepat!"
Saya semakin tegang.
Konsentrasi saya semakin tertuju pada kepingan itu.
Ayolah.. Hancur! hancur!
Pandangan saya menjadi kabur, seketika menjadi gelap.
Saya fokuskan lagi pikiran saya pada benda itu, kembali jelas.
Kini diatas kepingan itu muncul tulisan, seperti kartu voucher dengan paket2 diatasnya.
Beberapa diantaranya terdapat angka, entah mungkin itu artinya poin atau harga.
Informasi yg tertulis disana:
"RANJAU" (Ada gambar tengkorak berwarna hitam, dengan latar kuning)
"Make a Lottery..........10,000"
"Play with girls.........15,000"
"Dating Unmarried........20,000"
"SPECIAL"
kali ini tulisanya sedikit lebih mencolok, dengan warna lebih gelap
"Killing.................40,000"
*entah saya lupa apa item-item selanjutnya, dan yang pasti semuanya berisi hal-hal buruk yg dilarang oleh ALLAH SWT.
Menakutkan.
Saya menyerah, keping itu tak juga bereaksi.
Pria itu mendesak saya agar segera menghancurkannya. saya tak bisa.
Saya berkata pada pria itu, saya butuh waktu.
"I wan't to take a pray first.", saya ingin sholat dulu sebentar.
Pria itu bukan mempersilahkan, ia semakin terlihat marah.
Oke, saya tidak takut.
Saya letakkan dua keping acrylic itu diatas meja.
Ku bentangkan sajadah di lantai ruangan.
Lalu berjalan santai ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, tiba-tiba dari belakang pria itu membisikiku, "You need help?"
Saya merinding, firasat saya mengatakan waktu saya tak lama lagi.
Kejadiannya begitu cepat.
Perut tiba-tiba mual, dan seketika memuntahkan isi di dalamnya.
Saya tumbang, terjatuh kedepan dalam posisi sholat.
Gelap, kabut hitam menghiasi pelupuk mataku.
Beberapa detik sebelum saya tak sadarkan diri, saya membayangkan diri saya sedang memulai takbiratul ihram, dan mengucap "Allahu Akbar!"
Membaca surat al-Fatihah..
"ALhamdulillahirabbil alamiin... Maliki yaumiddin..." saya tak sempat melanjutkannya..
Gelap, semuanya terasa hampa.
Beberapa saat kemudian, saya mulai sadar.
Masih dalam keadaan mata tertutup.
Samar-samar terdengar sebuah kalimat dalam bahasa arab, saya tidak mengenalnya.
Bayangan selembar mushaf alquran muncul di depan mataku.
Sebuah kata dalam huruf arab, makin lama makin jelas mengingatkan saya pada sebuah surat dalam Alquran.
Kata itu...
Al-Mu'minuun..
Ya Allah, apakah benar ini?
Saya berharap kecil dalam hati.
Semoga ini bukan waktuku.
Semua masih gelap, hanya suara-suara itu yang kudengar semakin jelas, semakin dekat.
Saya beranikan diri untuk membuka mata (membuka mata??)
Akhirnya saya terbangun...
Alhamdulillah, Ya Allah..
Apakah ini tanda dariMu? atau hanya ilusi setan?
Wallahu a'lam..
INI HANYA MIMPI
#Kamar Kosan, Di atas Sajadah Biru.
Rabu, 13 Juli 2011 [11.00 - 04.15]
MyDream Series (1) : Sandal dan Pak Polisi, ditilang di jalan tol!
[My Dreams Series: 1-AM]
Baiklah, ceritanya dimulai ketika saya naik motor di suatu jalan tol, jalan ini cukup aneh, dan ruwet menurut saya. Karena banyak belokan dan jalan2 khusus. Percaya atau tidak, bahkan ada salah satu jalan persimpangan yang berupa lintasan freestyle (ujung-ujungnya terpisahkan oleh udara, lompat bebas gitu).
Oke, saya ingat kalau sandal saya cuma satu, dan harus nyari pasangannya. Saya mulai mencari dan, ternyata sulit menemukan sandal saya, karena ternyata di lantai atas itu banyak banget sandal swallow yang mirip punya saya! waduh, ni udah kayak taman sandal aja, sandal berserakan dimana2, dari berbagai ukuran pula. -.-a
Weleh2...
Sudah cukup pusing, saya nyoba untuk main ke kolam, saya pun nyemplung untuk menyegarkan diri. Eh, tiba2 si pembantu tadi nyamperin sambil teriak,
Assalamualaikum wr. wb.**
Pagi ini saya akan mencoba menceritakan kembali mimpi saya sejam yang lalu (satu jam??). ya, saya juga heran, dan bertanya-tanya kenapa bisa? padahal waktu yg saya alami dalam mimpi itu cukup lama, hampir satu hari penuh. Tetapi kenyatannya ketika bangun, saya hanya menghabiskan sekitar satu jam, bahkan kurang.
Mungkin penelitian bisa menjelaskan hal ini, dan lebih jauh lagi pasti kita bisa menemukan penjelasannya dalam alquran. Yuk kita simak ceritanya ^^....
Baiklah, ceritanya dimulai ketika saya naik motor di suatu jalan tol, jalan ini cukup aneh, dan ruwet menurut saya. Karena banyak belokan dan jalan2 khusus. Percaya atau tidak, bahkan ada salah satu jalan persimpangan yang berupa lintasan freestyle (ujung-ujungnya terpisahkan oleh udara, lompat bebas gitu).
Setelah berliku-liku mencari jalan, dan sempat tersesat (saya khawatir ada polisi yg memperhatikan dan segera menghampiri saya) alhamdulilah bisa menemukan jalan yg benar, oh ya saya juga sempat melewati jalan freestyle tadi, tapi tentu saja saya tidak berhasil >.< haha.
Jalan tol yang ruwet berhasil saya hindari, sampai di suatu jalan tanjakan yg memiliki tanda panah berwarna merah, saya naik terus, dan disebelah kiri ada jalur khusus dengan pagar disekelilingnya, saya masuk karena ada tulisan "Aman SIM". oh, pikir saya berarti ga pake diperiksa, okelah kalaupun diperiksa mungkin cuman SIM nya.
Saya lewat situ, dan benar ada 2 orang penjaga di dekatnya, seorang dari dinas perhubungan dan seorang polantas.
Sudah kuduga, si polisi tadi langsung mencegat dan menanyakan SIM (hanya SIM).
Sudah kuduga, si polisi tadi langsung mencegat dan menanyakan SIM (hanya SIM).
Dengan santainya saya keluarkan SIM saya (SIM masih normal), karena saya yakin tidak ada yg salah, nama sudah benar, masa aktifnya juga masih 2015 (kayak voucher aja).
Yang cukup mengagetkan ternyata SIM dunia nyata dan dunia mimpi sangat berbeda. saya terkejut juga ketika si bapak menunjukkan ada yg kurang di bagian depannya (lho kok?) bagian itu seperti lembar tanda tangan di bagian belakang STNK, ada tiga baris berisi keterangan nomer2 yg tidak saya pahami, dan satu lagi, tampilan depan SIM nya seperti kartu berobat Rumah Sakit (>.<)a
Seperti biasa orang yang "terjaring" operasi SIM, saya sedikit galau (haha), dan segera mengecek dompet (untung ga ada uang).
Seperti biasa orang yang "terjaring" operasi SIM, saya sedikit galau (haha), dan segera mengecek dompet (untung ga ada uang).
Saya pun digiring ke pos penjagaan beberapa meter dari pintu masuk. Saya mengamati sekitar, tidak jauh dari tempat itu ada sebuah rumah makan, dan diatasnya ada lapangan tenis (ada pagar besi menjulang). Kok ada rumah makan, ni jalan tol lho..?? Ah, lupakan. terlalu absurd *(meminjam istilah seorang sahabat) :D
Saya diajak untuk duduk sama pak polisi tadi, dan mulai "negosiasi". Saya diam, karena sedikit takut dengan denda yg harus dikeluarkan, untungnya pak polisi itu yang memulai.
"Anda tahu apa kesalahan anda?" pak polisi itu nanya
"Tahu, pak" jawab saya. dalam hati saya heran, kok bisa SIM nya seperti itu? dan lagi, saya menduga dendanya bakal cukup besar
"Kalau seperti ini, dendanya..." si pak polisi itu menoleh ke arah saya, saya menyambut dengan tersenyum, dan kamipun saling diam penuh makna. cieeeee.. #SKIP
"Berapa pak dendanya?" saya memutus keheningan itu
"Yah, sekitar 4 juta.."
"4 Juta Pak??" astaghfirulalhaladhiim, luar biasa.. JDERR (# o #) *Kilat Menyambar
"Ya itu minimal, pengalaman saya ada dokter juga kena segitu", Kata si bapak sambil nulis surat tilang.
Saya mikir, apa hubungannya ama dokter? oh, barangkali dokter yg ngebut karena ada pasien kritis, tapi kenapa harus 4 juta? itu pertanyaannya.
"Waduh pak, kalu segitu saya ndak punya." Saya mulai memelas..
"Saya baru bisa ngurus SIM minggu depan karena saya sekarang sedang UAS, dan minggu depan sudah registrasi, pasti bayar SPP kan pak, itu cukup besar.." Saya menjelaskan bahwa saya baru akan mulai semesteran, dan pasti bayar uang SPP
Si bapak sedikit berifkir, lalu tiba2 berdiri dan mengajak saya keluar
Saya diajak untuk duduk sama pak polisi tadi, dan mulai "negosiasi". Saya diam, karena sedikit takut dengan denda yg harus dikeluarkan, untungnya pak polisi itu yang memulai.
"Anda tahu apa kesalahan anda?" pak polisi itu nanya
"Tahu, pak" jawab saya. dalam hati saya heran, kok bisa SIM nya seperti itu? dan lagi, saya menduga dendanya bakal cukup besar
"Kalau seperti ini, dendanya..." si pak polisi itu menoleh ke arah saya, saya menyambut dengan tersenyum, dan kamipun saling diam penuh makna. cieeeee.. #SKIP
"Berapa pak dendanya?" saya memutus keheningan itu
"Yah, sekitar 4 juta.."
"4 Juta Pak??" astaghfirulalhaladhiim, luar biasa.. JDERR (# o #) *Kilat Menyambar
"Ya itu minimal, pengalaman saya ada dokter juga kena segitu", Kata si bapak sambil nulis surat tilang.
Saya mikir, apa hubungannya ama dokter? oh, barangkali dokter yg ngebut karena ada pasien kritis, tapi kenapa harus 4 juta? itu pertanyaannya.
"Waduh pak, kalu segitu saya ndak punya." Saya mulai memelas..
"Saya baru bisa ngurus SIM minggu depan karena saya sekarang sedang UAS, dan minggu depan sudah registrasi, pasti bayar SPP kan pak, itu cukup besar.." Saya menjelaskan bahwa saya baru akan mulai semesteran, dan pasti bayar uang SPP
Si bapak sedikit berifkir, lalu tiba2 berdiri dan mengajak saya keluar
"Sini, ikut saya"
Lagi-lagi, tiba2 jalan tol tadi berubah menjadi jalan raya seperti jalan Kalianak di Surabaya, Bojongsoang di Bandung, atau Darmaga di Bogor. (intinya jalan dua arah yg bisa dilewatin truk)
Saya pun ikut sambil menuntun motor saya, dan memarkirkannya di pintu pagar dekat pos itu. kami berdua berjalan menyusuri jalan itu (jalan raya atau jalan tol, GA JELAS!)
Saya pun ikut sambil menuntun motor saya, dan memarkirkannya di pintu pagar dekat pos itu. kami berdua berjalan menyusuri jalan itu (jalan raya atau jalan tol, GA JELAS!)
Kami tiba di sebuah rumah makan, rumah makan itu cukup besar, kenapa saya katakan besar, karena rumah makan itu terdiri dari 3 lantai. (waw..) dan yg cukup hebat, di lantai teratas itu ada lapangan tenisss.... O_O
Dengan sedikit perasaan jengkel, saya melempar sandal swallow yang saya pakai, hingga masuk ke lapangan tenis itu (Gilaa).. saya pun nyeker dengan sandal di kaki kiri.
Kami berdua masuk dan disambut seorang ibu, lalu si bapak itu ngobrol dengan ibu, saya ditinggalin (niat ga sih??)
wah, kesempatan buat kabur nih, pikir saya hehe..3:-)
waktu berjalan lambat, si bapak ngobrol dengan si ibu, saya sendiri ga jelas mau ngapain.
waktu berjalan lambat, si bapak ngobrol dengan si ibu, saya sendiri ga jelas mau ngapain.
Saya memutuskan untuk jalan2 ke lantai atas rumah makan itu. Dalam pengamatan itu, saya dapatkan kenyataan bahwa :
-Dalemnya luas sekali!
-Ternyata jadi satu sama rumah juga
Selesai jalan-jalan, saya kembali ke lantai bawah untuk mengecek apakah mereka sudah berse ngobrol. Eh, ternyata si bapak ga ada, dan tinggal si ibu.. (ini kalau kabur bener2 ga tahu dah...)
Entah kenapa, saya akhirnya ngobrol dengan ibu itu di dalam kamarnya (astaghfirullah.. jangan ditiru)
saya nanya, "Pak polisi tadi kemana, bu?"
"ndak tahu saya.." jawab si ibu
Kemudian kita ngobrol sejenak
-Dalemnya luas sekali!
-Ternyata jadi satu sama rumah juga
Selesai jalan-jalan, saya kembali ke lantai bawah untuk mengecek apakah mereka sudah berse ngobrol. Eh, ternyata si bapak ga ada, dan tinggal si ibu.. (ini kalau kabur bener2 ga tahu dah...)
Entah kenapa, saya akhirnya ngobrol dengan ibu itu di dalam kamarnya (astaghfirullah.. jangan ditiru)
saya nanya, "Pak polisi tadi kemana, bu?"
"ndak tahu saya.." jawab si ibu
Kemudian kita ngobrol sejenak
Tidak berapa lama, si bapak dateng, saya melihatnya dari jendela kamar, dia celingak-celinguk seperti mencari ayam yang hilang (pasti nyari saya nih) saya sedikit bersembunyi di balik kamar itu. Tapi apa daya, si bapak berhasil menemukan saya.
Saya pun lari ke lantai atas, biar ga ketemu (Walaupun sudah ketahuan) sambil mencari sandal saya yang saya lempar tadi wkwk.
Di lantai atas, saya menemukan pemandangan yg lebih "wah" lagi.. di sana terbentang kolam ikan yg luas, dengan bunga teratai di tengah-tengahnya, dan tak jauh dari kolam ada seorang pembantu (laki2 atau banci) yg sedang menyiram tanaman.
Oke, saya ingat kalau sandal saya cuma satu, dan harus nyari pasangannya. Saya mulai mencari dan, ternyata sulit menemukan sandal saya, karena ternyata di lantai atas itu banyak banget sandal swallow yang mirip punya saya! waduh, ni udah kayak taman sandal aja, sandal berserakan dimana2, dari berbagai ukuran pula. -.-a
Weleh2...
Sudah cukup pusing, saya nyoba untuk main ke kolam, saya pun nyemplung untuk menyegarkan diri. Eh, tiba2 si pembantu tadi nyamperin sambil teriak,
"Eh, bo! jangan main2 di kolam, tak bole.." dengan gaya seperti ka salli di upin ipin.
Okelah, saya tidak peduli.. haha..
Baru saja nyemplung, eh si pak polisi dateng lagi..
Si pak polisi ikut nyemplung bareng saya, dan kalian tahu cerita selanjutnya?
Akhirnya saya bangun dan bersyukur sekali karena itu cuman mimpi!
"Alhamdulillah.. ternyata cuma MIMPI!! :D"
Sekian
Wassalamualaikum wr. wb.
#Kamar kosan
Bandung, 14 Juni 2011 / 12 Rajab 1432 H 08.00 AM

Jalan Tol Ruwet
Okelah, saya tidak peduli.. haha..
Baru saja nyemplung, eh si pak polisi dateng lagi..
Si pak polisi ikut nyemplung bareng saya, dan kalian tahu cerita selanjutnya?
Akhirnya saya bangun dan bersyukur sekali karena itu cuman mimpi!
"Alhamdulillah.. ternyata cuma MIMPI!! :D"
Sekian
Wassalamualaikum wr. wb.
#Kamar kosan
Bandung, 14 Juni 2011 / 12 Rajab 1432 H 08.00 AM

Jalan Tol Ruwet
Salamku dari Super Jet
Ibarat naik kendaraan untuk sampai ke tujuan, aku berada dalam
sebuah pesawat jet kelas eksekutif, yang kursinya terbatas, dan dengan
fasilitasnya yg lebih dari yg lain.
Lain pesawat jet, lain pula bis.
Ya,kalian juga sedang menuju ke tujuan yg sama denganku, namun akhir perjalanan ini masih misteri.
Bis, yg berkapasitas besar, dengan kecepatan sedang, namun kadang juga bisa ngebut, bisa melambat. Orang2 bisa saling bercengkrama dan bercerita dengan asyiknya.
Sementara, aku yg duduk di pesawat jet, hanya bisa melihat indahnya awan dari balik jendela, tanpa bisa ikut melukiskan indahnya pelangi bersama teman2 yg lain.
Mungkin, aku satu-satunya org yg paling bandel di penerbangan ini, gimana tidak, aku sering melepaskan ikat pinggang hingga terkadang jatuh dan terpelanting, sementara yg lain duduk manis dengan sabuk pengaman yg membuatnya tetap di tempat duduknya.
Berkali-kali pramugari mengingatkanku agar tetap di tempat duduk, tapi aku tak peduli. Aku jg ingin merasakan bagaimana indahnya bercerita dengan byk orang, mendengarkan nyanyian pengamen, atau sesekali merasakan sensasi berebut tempat duduk.
Gedung berlantai 4 itu kini sudah megah berdiri, tepat di seberang gedung yg sama persis dengannya, namun lebih dahulu ada.
Satu sisi aku merasa senang, bangga, dengan semakin cepatnya pembangunan, berarti semakin besar kampus ini. Namun satu isi, semakin kampus ini dibangun, semakin perasaanku runtuh, berarti semakin cepat aku akan berpisah dengan teman2 yg lain. Mungkin hitungan tahun, atau semester, atau bahkan bulan.
Cepat atau lambat kita pasti berpisah kawan. Entah dengan berkurangnya intensitas bertemu, sekedar rapat atau ngumpul di sekre, tidak lagi bisa kulakukan sesering dulu karena memang jarak yg memisahkan kita.
*To be Continued
Lain pesawat jet, lain pula bis.
Ya,kalian juga sedang menuju ke tujuan yg sama denganku, namun akhir perjalanan ini masih misteri.
Bis, yg berkapasitas besar, dengan kecepatan sedang, namun kadang juga bisa ngebut, bisa melambat. Orang2 bisa saling bercengkrama dan bercerita dengan asyiknya.
Sementara, aku yg duduk di pesawat jet, hanya bisa melihat indahnya awan dari balik jendela, tanpa bisa ikut melukiskan indahnya pelangi bersama teman2 yg lain.
Mungkin, aku satu-satunya org yg paling bandel di penerbangan ini, gimana tidak, aku sering melepaskan ikat pinggang hingga terkadang jatuh dan terpelanting, sementara yg lain duduk manis dengan sabuk pengaman yg membuatnya tetap di tempat duduknya.
Berkali-kali pramugari mengingatkanku agar tetap di tempat duduk, tapi aku tak peduli. Aku jg ingin merasakan bagaimana indahnya bercerita dengan byk orang, mendengarkan nyanyian pengamen, atau sesekali merasakan sensasi berebut tempat duduk.
Gedung berlantai 4 itu kini sudah megah berdiri, tepat di seberang gedung yg sama persis dengannya, namun lebih dahulu ada.
Satu sisi aku merasa senang, bangga, dengan semakin cepatnya pembangunan, berarti semakin besar kampus ini. Namun satu isi, semakin kampus ini dibangun, semakin perasaanku runtuh, berarti semakin cepat aku akan berpisah dengan teman2 yg lain. Mungkin hitungan tahun, atau semester, atau bahkan bulan.
Cepat atau lambat kita pasti berpisah kawan. Entah dengan berkurangnya intensitas bertemu, sekedar rapat atau ngumpul di sekre, tidak lagi bisa kulakukan sesering dulu karena memang jarak yg memisahkan kita.
*To be Continued
Hiduplah dengan angan, dan anganmu itu akan hidup
Angan itu ibarat awan
Yang meneduhkan,
dalam lelahnya perjuangan
Yang menyegarkan,
dikala jiwamu mulai kehausan
Yang menguatkan,
dikala dirimu enggan berjalan
Yang meneduhkan,
dalam lelahnya perjuangan
Yang menyegarkan,
dikala jiwamu mulai kehausan
Yang menguatkan,
dikala dirimu enggan berjalan
Hiduplah dengan angan
Karena anganmu itu akan hidup
selagi kau terus berjalan
Tapi hidup dalam angan
kau akan terbang
terbawa angin yang melenakan
Hanya selangkah berjalan
seolah sudah sampai tujuan
Selama masih ada angan,
sejauh itu pula tujuan.
Hiduplah dengan angan,
Karena anganmu itu akan hidup
selagi kau terus berjalan
Tapi hidup dalam angan
kau akan terbang
terbawa angin yang melenakan
Hanya selangkah berjalan
seolah sudah sampai tujuan
Selama masih ada angan,
sejauh itu pula tujuan.
Hiduplah dengan angan,
tapi bukan dalam angan
Rumah Pelangi,
1 November 2012
Rumah Pelangi,
1 November 2012
Asing di telinga, sangat dekat di hati
Di suatu pelajaran seni musik di sekolah, Ibu guru meminta siswa-siswi SD nya utk menyanyikan sebuah lagu yg mereka ketahui.
Harapannya, para siswa itu bisa menyanyikan lagu-lagu yg sudah diajarkan di TK, seperti "Balonku ada lima" "Aku seorang kapiten" atau lagu nasional "Indonesia raya"
Kemudian beliau memanggil salah seorang siswi yang memang juara lomba menyanyi di kotanya. Siswi itupun menyanyikan lagu Tanah Airku dengan indahnya, hingga semuanya terdiam dan Ibu Guru ikut berkaca-kaca.
Kemudian beliau mempersilahkan siswa/i lainnya untuk maju.
Datanglah satu siswa dengan semangat, setengah berlari ke depan.
Kemudian ia menyanyikan lagu yang cukup terkenal, tapi tidak lazim dinyanyikan anak kecil, "Mari semua dansa denganku.." nya Aura Kasih sambil joged-joged, heboh sendiri.
Sampai anak2 lain pun tertawa, tapi tidak dgn Ibu Guru, beliau justru geleng-geleng dgn muka sedih. Dari cerita si anak, diketahui lantaran tiap pagi ayahnya nyalain radio, sering dgr lagu itu dan lihat video klipnya di TV)
Majulah siswa lainnya, dengan gaya rambut mohawk, jalannya penuh gaya sambil lirik kiri-kanan. Langsung diambilnya sapu di samping papan tulis, kemudian tiba-tiba ada suara keras,
Begitu seterusnya hingga semua siswa tampil ke depan, kecuali satu anak yang dari tadi duduk di pinggir jendela paling belakang, sambil baca buku cerita.
Si Anak ternyata dari tadi tidak memperhatikan karena asyik dengan buku ceritanya.
"Giliran apa ya bu?", tanya si anak tadi penasaran.
"Coba kamu nyanyikan lagu yg kamu suka, atau yg kamu ketahui", jawab bu guru sambil tersenyum
"Saya ngga bisa nyanyi bu, di rumah juga jarang dengar lagu.." Katanya dengan polos
"Tidak apa-apa, yg pernah kamu dengar saja...", belum selesai ibu guru bicara, tiba-tiba anak bergaya mohawk tadi nyeletuk, "Dia mah ngga gaul bu, ngga pernah tahu lagu yg ngetrend sekarang. Hahaha.." Katanya sambil terkekeh.
"Sst.. Tidak boleh begitu ya", ibu guru menasihati anak tadi.
"Ayo, semua sudah maju, tinggal kamu yg belum. Setelah kamu maju, kita istirahat makan siang ya.", Ibu guru kembali membujuknya agar mau maju.
"Iya, bu guru.", akhirnya anak itu mau maju.
Tapi dalam hatinya, ia bingung, lagu apa ya yg kira-kira mau ditampilkan. Kata teman sebelahnya, semua lagu wajib sudah dinyanyikan yg lain, otomatis harus cari yg lain.
Akhirnya ia pun ingat lagu yg sering ia dengar di rumah, dan itu juga paling suka dinyanyikan ayahnya dirumah. Ia pun bersiap-siap, dan...
Dengan wajah sedikit menunduk, ia mulai membuka mulutnya.
Beberapa detik, semuanya diam dengan muka heran tanda tak mengerti apa lagu yg mereka dengar, mungkin itu lagu baru, atau lagu bahasa asing yg belum booming di Indonesia.
Tahukah apa yg dinyanyikan anak itu?
"Tabaarakalladzi biyadihil mulku wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir".. Juz 29 Surat Al-Mulk dengan nada Qori' Thaha Al Junayd, yg pernah jadi Imam Shalat Tarawih di Masjidil Haram (kalau tdk salah)
Ya, lantaran ayahnya seorang hafidz Quran dan beliau sering menyalakan murottal di laptopnya tiap subuh, sambil muroja'ah, dan itupun diketahui oleh anak itu yg sesekali diajak shalat shubuh berjamaah dirumah.
**
Semoga kelak kita bisa melahirkan generasi yg hebat seperti anak itu. Tentunya, kita jg harus bisa jadi seperti orang tuanya :)
*Cerita ini hanyalah fiktif belaka, tapi fenomenanya bisa kita amati, dan mungkin saja benar terjadi. Semoga kita bisa ambil hikmahnya :)
Cimahi, 30 Oktober 2012
**
Ingin tahu seperti apa bacaan dari anak tadi yang saya maksud?
Mangga cek di Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=iM4EkbKRBuE
atau download MP3 nya disini
Harapannya, para siswa itu bisa menyanyikan lagu-lagu yg sudah diajarkan di TK, seperti "Balonku ada lima" "Aku seorang kapiten" atau lagu nasional "Indonesia raya"
Kemudian beliau memanggil salah seorang siswi yang memang juara lomba menyanyi di kotanya. Siswi itupun menyanyikan lagu Tanah Airku dengan indahnya, hingga semuanya terdiam dan Ibu Guru ikut berkaca-kaca.
Kemudian beliau mempersilahkan siswa/i lainnya untuk maju.
Datanglah satu siswa dengan semangat, setengah berlari ke depan.
Kemudian ia menyanyikan lagu yang cukup terkenal, tapi tidak lazim dinyanyikan anak kecil, "Mari semua dansa denganku.." nya Aura Kasih sambil joged-joged, heboh sendiri.
Sampai anak2 lain pun tertawa, tapi tidak dgn Ibu Guru, beliau justru geleng-geleng dgn muka sedih. Dari cerita si anak, diketahui lantaran tiap pagi ayahnya nyalain radio, sering dgr lagu itu dan lihat video klipnya di TV)
Majulah siswa lainnya, dengan gaya rambut mohawk, jalannya penuh gaya sambil lirik kiri-kanan. Langsung diambilnya sapu di samping papan tulis, kemudian tiba-tiba ada suara keras,
"Musiik!!" Teriaknya sambil memegang sapu layaknya gitar..Ibu Guru makin geleng-geleng. Anak-anak yg lain speechless, ngga tahu karena terpesona dgn penampilannya, atau malah ilfil..
"Kau bidadari jatuh dari surga dihadapanku. Yeea yeaa"
Begitu seterusnya hingga semua siswa tampil ke depan, kecuali satu anak yang dari tadi duduk di pinggir jendela paling belakang, sambil baca buku cerita.
Ibu Guru pun memanggilnya, "Nak, ayo giliran kamu"
Si Anak ternyata dari tadi tidak memperhatikan karena asyik dengan buku ceritanya.
"Giliran apa ya bu?", tanya si anak tadi penasaran.
"Coba kamu nyanyikan lagu yg kamu suka, atau yg kamu ketahui", jawab bu guru sambil tersenyum
"Saya ngga bisa nyanyi bu, di rumah juga jarang dengar lagu.." Katanya dengan polos
"Tidak apa-apa, yg pernah kamu dengar saja...", belum selesai ibu guru bicara, tiba-tiba anak bergaya mohawk tadi nyeletuk, "Dia mah ngga gaul bu, ngga pernah tahu lagu yg ngetrend sekarang. Hahaha.." Katanya sambil terkekeh.
"Sst.. Tidak boleh begitu ya", ibu guru menasihati anak tadi.
"Ayo, semua sudah maju, tinggal kamu yg belum. Setelah kamu maju, kita istirahat makan siang ya.", Ibu guru kembali membujuknya agar mau maju.
"Iya, bu guru.", akhirnya anak itu mau maju.
Tapi dalam hatinya, ia bingung, lagu apa ya yg kira-kira mau ditampilkan. Kata teman sebelahnya, semua lagu wajib sudah dinyanyikan yg lain, otomatis harus cari yg lain.
Akhirnya ia pun ingat lagu yg sering ia dengar di rumah, dan itu juga paling suka dinyanyikan ayahnya dirumah. Ia pun bersiap-siap, dan...
Dengan wajah sedikit menunduk, ia mulai membuka mulutnya.
Beberapa detik, semuanya diam dengan muka heran tanda tak mengerti apa lagu yg mereka dengar, mungkin itu lagu baru, atau lagu bahasa asing yg belum booming di Indonesia.
Demi mendengar itu, Ibu Guru juga geleng-geleng, tapi dengan mata berkaca-kaca sambil mengucap "Subhanallah.. Luar biasa anak ini.."
Tahukah apa yg dinyanyikan anak itu?
"Tabaarakalladzi biyadihil mulku wa huwa 'ala kulli syai'in qadiir".. Juz 29 Surat Al-Mulk dengan nada Qori' Thaha Al Junayd, yg pernah jadi Imam Shalat Tarawih di Masjidil Haram (kalau tdk salah)
Ya, lantaran ayahnya seorang hafidz Quran dan beliau sering menyalakan murottal di laptopnya tiap subuh, sambil muroja'ah, dan itupun diketahui oleh anak itu yg sesekali diajak shalat shubuh berjamaah dirumah.
**
Lagu itu asing di telinga yang jarang mendengarkannyaLuar biasa..
Tapi ia senantiasa dekat
Dan membawa kedekatan tersendiri kepada penciptanya
Semoga kelak kita bisa melahirkan generasi yg hebat seperti anak itu. Tentunya, kita jg harus bisa jadi seperti orang tuanya :)
*Cerita ini hanyalah fiktif belaka, tapi fenomenanya bisa kita amati, dan mungkin saja benar terjadi. Semoga kita bisa ambil hikmahnya :)
Cimahi, 30 Oktober 2012
**
Ingin tahu seperti apa bacaan dari anak tadi yang saya maksud?
Mangga cek di Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=iM4EkbKRBuE
atau download MP3 nya disini
Mati-matian membela yang tak meminta dibela itu Konyol
Kalau memang mendukung kebebasan berekspresi, mereka yg menutup aurat dan menjaga akhlaknya juga boleh dong didukung..
Wong ya kebebasan berekspresi, berarti para muslimah bebas dong mengekspresikan ketaatannya kepada Allah dengan berjilbab, gitu kok dibilang membatasi perempuan, wong yg berjilbab bahagia dengan jilbabnya kok...
Para ikhwan juga bebas manjangin jenggotnya, pake jubah, sebagai ekspresi kecintaannya terhadap sunnah nabi. lah kok dicap teroris..
Biarlah orang ngasih cap apa aja, yg penting isinya tetap orisinil dan bukan imitasi.
**
**
*Just wanna share my opinion :)
Hari Panen Strawberry
27 Oktober 2012 - 8.26 WIB
Wong ya kebebasan berekspresi, berarti para muslimah bebas dong mengekspresikan ketaatannya kepada Allah dengan berjilbab, gitu kok dibilang membatasi perempuan, wong yg berjilbab bahagia dengan jilbabnya kok...
Para ikhwan juga bebas manjangin jenggotnya, pake jubah, sebagai ekspresi kecintaannya terhadap sunnah nabi. lah kok dicap teroris..
Biarlah orang ngasih cap apa aja, yg penting isinya tetap orisinil dan bukan imitasi.
"Kebebasan itu bebas dalam batasan. Kebebasan kita dibatasi oleh penghormatan kita kepada hak orang lain" - Mario Teguh
**
Daripada mati-matian membela yang tak minta dibela
lebih baik melawan yang jelas-jelas menentang
Daripada bilang "Kami melindungi hak wanita"
Lebih baik kalian dengarkan betapa bahagianya mereka
**
*Just wanna share my opinion :)
Hari Panen Strawberry
27 Oktober 2012 - 8.26 WIB
- Sajak Kunci hikmah, inspirasiana, kutipan, pemuda, pesan
Gebrakan apalagi yang akan kau lakukan, bung?!
Perubahan selalu hadir dengan gebrakan.
Orang-orang pembawa perubahan selalu tampil beda dan ditentang banyak
orang pada awalnya, tapi kemudian dipercaya dan diikuti pandangannya
Agen perubahan tidak lahir di kasur yang empuk
tidak berjalan diatas jalan yang mulus tanpa kerikil
tidak berbicara kecuali hanya dirinya yg mendengar
tidak mendengar kecuali suara-suara yang menentangnya
tidak berfikir
Agen perubahan tidak lahir di kasur yang empuk
tidak berjalan diatas jalan yang mulus tanpa kerikil
tidak berbicara kecuali hanya dirinya yg mendengar
tidak mendengar kecuali suara-suara yang menentangnya
tidak berfikir
sama dengan apa yang juga difikirkan orang
Agen perubahan selalu gelisah dengan keadaan sekitarnya
selalu ada pertengkaran nilai dalam batinnya
selalu ingin bertindak sesuai panggilan hatinya
Apakah kamu termasuk di dalamnya?
**
Sejak kecil kau lahir dengan gebrakan, bung!
Kau tidak akan terlahir ke dunia, kecuali kau dipaksa keluar dari rahim ibumu yang nyaman itu.
Ingatlah, gebrakan apa saja yang sudah kau buat:
Agen perubahan selalu gelisah dengan keadaan sekitarnya
selalu ada pertengkaran nilai dalam batinnya
selalu ingin bertindak sesuai panggilan hatinya
Apakah kamu termasuk di dalamnya?
**
Sejak kecil kau lahir dengan gebrakan, bung!
Kau tidak akan terlahir ke dunia, kecuali kau dipaksa keluar dari rahim ibumu yang nyaman itu.
Ingatlah, gebrakan apa saja yang sudah kau buat:
- Anak Nakal ga akan dapat juara kelas -> Dari kelas I SD kau sering bikin ribut, jarang dengerin guru, tapi tiap caturwulan selalu dapet piala smp kelas III
- Orang bilang masak itu urusan kaum hawa -> sejak 6 SD kau sudah belajar masak untuk orang serumah (kau, ayah dan adikmu)
- Waktu istirahat sekolah itu buat main, jalan-jalan, kabur -> Baca buku di perpus
- Penjurusan SMA itu harus bisa masuk IPA! -> Kau pilih IPS walau nilai IPA cukup bagus.
- Jurusan IPS itu isinya anak nakal, kamu nanti jadi preman -> Kau aktif di Remaja Masjid dan jadi salah satu lulusan terbaik IPS tahun itu.
- IPS itu cuman ngurusin duit, ga ngerti teknik -> kau bisa ngrakit rangkaian elektronik, bikin PCB, programming, beberapa kali ikutan lomba robotika
- Masa remaja itu masa-masa yang indah, harus punya pacar -> Jomblo dari lahir, sampe sekarang fine-fine aja. Pacarannya nanti saja kalu sudah nikah :)
- Poster itu harus nempel pake double-tape, kalau engga ga akan nempel -> pake selotip kertas, tidak meninggalkan bekas
- Anak Inter itu eksklusif, apatis -> aktif di berbagai kepanitiaan dan Organisasi Kampus, bahkan menempati posisi penting di kepengurusan, bolak-balik gerlong-dakol, akrab sama satpam n CS
Gebrakan apalagi yang akan kau lakukan, bung?!
Merajut Mimpi dalam Hujan
23 Oktober 2012 - 23.53
- Sajak Kunci hikmah, inspirasiana, oktober, pemuda, semangat
Memegang Berarti Membeli! - Perumpamaan bagi kaum muda yang mau berfikir
Ibarat buah, ia adalah buah hati yang sangat berharga, hanya boleh disentuh oleh yang juga menghargai buah itu..
Suatu ketika kita jalan-jalan di supermarket, kemudian melihat-lihat tempat buah.
Kita tertarik pada buah mangga yg kulitnya mulus, wangi, dan bentuknya bagus.
Kita pun mendatangi tempat buah itu, dan mendekatinya, entah dengan mengendap-endap biar ga ketahuan, atau langsung nyamber kaya buaya kelaparan.
Buah itu bagus banget, kulitnya mulus, wangi, the best lah.. Sayang banget kalo sampe ga punya tu buah, kita suka banget sama tu buah, pengen banget dibawa pulang..
Kalau lagi suntuk, kalau lihat buah itu jadi semangat.
Bisa nemenin makan
Bisa dipamerin juga ke tetangga, temen, dkk..
Tapi pas liat harganya, and lihat tulisan "Dilarang pegang-pegang, kecuali beli" kita jadi mikir-mikir..
(ah, dicoba dulu aja, ntar kalo udah sanggup beli, baru dibawa pulang) Pikir kita
Dasar emang ngga sanggup nahan, karena penasaran kita pun megang tuh buah. Diliatin terus, dielus-elus, diciumin, syukur-syukur kalau bisa dikupas dan dimakan disitu, habis itu dibuang deeh.. (Enak ya gratisan :p)
Lagi enak-enaknya "ngicipin" tuh buah, eh pak penjaga toko nyamperin..
"Dek, suka ya sama buahnya?"
"Eh, iya pak, bagus banget.. hehe"
"Kalau suka, bawa pulang aja, tuh kasirnya disana"
"ehm. ee.. engga pak, cuman penasaran aja, pengen tahu aja"
"Kalau emang ngga beli, jangan pegang-pengang aja dong.."
"Emang ngga boleh ya pak?"
"Itu udah ada tulisannya, ngga bisa baca ya?"
"Bapak menghina saya ya, saya bisa baca lah pak..."
Si bapak rada kesel, "Trus?"
"Ya kan pak saya suka banget sama buahnya, penasaran pengen tahu gimana rasanya, saya ga bisa pulang kalau belum tahu.."
"Emang kalau mau tahu harus dipegang-pegang ya?"
"Ya kan pak, biar tahu gimana kondisinya, bagus apa engga.. Nanti biar kalau mau beli bisa milih yang bagus"
"Enak aja, nanti buahnya ketularan kuman bekas tangan kamu. Nanti kasian orang lain, ngga mau beli jadinya"
"Yah pak, trus gimana dong kalau ngga dipegang?"
"Ya kalau mau megang, beli dulu. Atau kamu tanya sama pembeli yg lain, gimana rasanya. Saya jamin buah-buah disini bagus dan berkualitas, cuman orang-orang tertentu yg bisa beli"
"Kalau gitu saya bawa dulu ini trus saya tanya sama yg lain ya pak?"
"Eh, ngarang kamu! dipegang disini aja ngga boleh, kok malah mau dibawa lari.. Ntar kamu kupas tanpa sepengetahuan saya lagi, itu mencuri namanya!"
"Yah pak, pelit amat sih.."
"Itu kan sudah tugas saya, buah itu amanah buat saya, harus dijaga dengan baik.."
"Iya ya pak.. lagian dipajang gitu aja, kan saya jadi penasaran. Wajar dong kalau pengen liat, udah gitu wangi lagi.. hehe. Lain kali ditutup aja pak, biar ngga kelihatan"
"Oh iya ya, nanti saya tutupin pake plastik deh"
"Yah pak, kalo cuman pake plastik, masih kelihatan dong.."
"Trus gimana?"
"Ya tutup pake kain yg ngga transparan, tapi jangan kain tipis atau karet yg ketat pak, nanti sama saja bisa ditebak bentuk buahnya.."
"Oh, ya ya ya.. nanti saya minta supaya ditutupin kain tebal.. Jadi, adek mau beli ngga nih?"
"Hehe.. nanti dulu pak."
"Ya sudah, itu ngapain masih kamu pegang-pegang?"
"Dikit aja sih pak, nanti jg saya janji deh kesini lagi mau beli"
"Ya itu kan nanti, udah sana balikin lagi!"
"Bapak galak amat"
"eh, saya itu sayang sama kamu, daripada kamu nanti dihukum sama satpam gara-gara bawa pergi buah tanpa izin, gimana coba?"
"Oh iya ya pak.. Makasih ya pak..."
Itu buah mangga, gimana dengan Buah Hati (anak orang)?
#Renungan
Rumah Pelangi,
8 Oktober 2012 - 01:00 AM
**
*Segera setelah itu, saya ceritakan ini ke senior saya di Karisma, yg udah nikah hampir setahun yg lalu, alhamdulillah sebentar lagi jadi ayah. Ini pesannya:
"betul banget suatu fenomena yang marak terjadi pada muda-mudi. tapi pada kenyataannya buah tersebut kaya di pasar swalayan yang yang kebanyakan tidak dijaga oleh orang tua y. jadi tiada ada kontrol dan pagar buat buah itu sendiri. Wah cerita ini semoga bisa menyentuh dan menjadi cara dakwah bagi para kalangan anak2 muda yang terombang-ambil perasaan. makanya nikah menjadi jalan yang tepat." - Frista Ragam, Teknik Geodesi & Geomatika ITB 2008Nuhun kang, setuju sama poin terakhir. Jangan bosan-bosan kalau saya konsultasi soal itu ya kang hehe :)
Tak Selamanya Merah, Tak Selamanya Pula Hijau
Dear Pengemudi yang Budiman (Motor, Mobil, dll termasuk saya) Bersyukurlah punya mata normal yang bisa MEMBEDAKAN warna HIJAU dan warna MERAH, jangan menerobos kecuali anda memang tidak tahu itu warna apa.Sabarlah, lampu lalu-lintas itu tidak selamanya merah dan juga tidak selamanya hijau (kecuali memang dibuat seperti itu)
Saya tahu anda buru-buru, sama dengan saya, tapi tidakkah lebih baik menyelamatkan waktu anda yang berharga dikemudian hari dengan memberikan sedikit saja waktu orang lain untuk dipermudah perjalanannya. Kita pasti senang kalau perjalanan kita dipermudah kan?
Sediakan sedikit saja waktu anda, rata-rata lampu merah tidak sampai 5 menit *setahu saya. Setelah itu anda bisa melanjutkan perjalanan.
Kenapa menunggu lampu merah itu penting?
Ingatlah ketika anda menerobos lampu merah, mungkin bagi anda itu tidak masalah, tapi bagaimana dengan orang lain?
Bahkan, jika kita mau berfikir jauh, kita juga yang akan rugi dengan menerobos lampu merah.
Kok bisa?
Ruas jalan yang sempit, kadang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang melewatinya. Belum lagi ketika harus bertemu di persimpangan, bayangkan jika semua kendaraan dari dua arah yang berbeda menuju satu ruas jalan secara bersamaan, tidak akan cukup bukan? Nah, pastinya harus ada cara agar semua kendaraan bisa melewati jalan itu.
Lampu merah didesain agar semua kendaraan punya kesempatan untuk lewat, dan selain itu juga demi keamanan pengguna jalan.
Dengan adanya pengaturan seperti itu, maka kendaraan bisa secara bergantian melewati ruas jalan sesuai dengan kapasitas jalan yang ada.
Lama menunggu?
Memang menunggu lampu hijau cukup membutuhkan waktu, kadang hanya beberapa detik, atau bahkan ada yang sampai 3 menit, tergantung kepadatan jalan dan jumlah ruas jalan yang bertemu di persimpangan.
Tapi, bukankah menunggu semenit lebih menguntungkan, dibanding harus diam tak bergerak selama berjam-jam? Nah, ini yang kadang tidak disadari oleh kebanyakan kita.
Kenapa sih, harus menunggu begitu? Seperti sudah dijelaskan tadi, terkadang jalan yang ada itu tidak cukup untuk menampung semua kendaraan yang lewat, apalagi kalau dari berbagai arah.
Bayangkan kemacetan yang terjadi ketika semua kendaraan menuju satu ruas jalan yang sama dalam waktu bersamaan.
Pernah memindahkan beras dari karung 10Kg kedalam botol menggunakan corong? atau mengeluarkan beras dari rice container (pencet tombolnya, berasnya turun ke bawah)? tidak serta merta semua beras akan pindah kan? pasti sedikit demi sedikit yang keluar, dan itu pun memakan waktu lama untuk memindahkan semuanya.
Seperti itulah yang terjadi, akan makan waktu sangat lama agar semua kendaraan bisa lewat, kalau tidak diatur secara bergiliran.
Lalu kenapa menerobos?
Pasti diantara kita sering tidak sabar dengan lamanya waktu menunggu Lampu Hijau menyala, dan ingin segera melanjutkan perjalanan.
Pergantian giliran lampu hijau, terkadang menyisakan satu waktu dimana tidak ada kendaraan yang melintas sama sekali di tengah persimpangan, ini yang sangat ditunggu-tunggu bagi kebanyakan pengguna jalan, khususnya yang sedang buru-buru.
Momen ini menjadi kesempatan emas yang sayang untuk dilewatkan, sehingga tak jarang beberapa langsung tancap gas dan melesat ke ruas jalan yang dituju *kadang seperti maling yang lari dari kejaran polisi. (Hayo ngaku yang sering begitu, ketahuan dari mukanya hehe)
Masalahnya bukan pada kosongnya jalan kemudian kita menerobos, tetapi dengan menerobos berarti kita sudah mengambil kesempatan orang lain untuk melanjutkan perjalanan (korupsi giliran)
Kita pasti tidak suka kalau diserobot kan?
Jalanan kosong, aman?
Sudah cukup banyak kejadian dimana dua kendaraan (bahkan lebih) bertabrakan di persimpangan, karena ada salah satu yang menerobos.
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di jalan. Ketika tidak menerobos pun bisa saja terjadi kecelakaan, apalagi menerobos, kemungkinan terjadinya bisa lebih besar kan?
Selain itu, bukan hanya kita yang menanggung akibatnya, tetapi pengguna jalan lain juga ikut terkena. Lain cerita kalau anda menerobos pagar di tepi sungai, itu terserah anda, anda sendiri yang tenggelam.
Maka, lebih baik anda selamatkan waktu anda dikemudian hari, dengan menunggu sebentar saja, agar jalanan lancar dan andapun bisa melanjutkan perjalanan kembali dengan aman. Daripada, anda menerobos, kemudian kena tilang, waktu anda akan terbuang kan? Belum lagi kalau terjadi kecelakaan, anda menabrak kendaraan lain yang melintas (naudzubillah), kerugiannya lebih besar kan?
Jadi, berikan sedikit waktu anda untuk kemudahan perjalanan pengemudi lain, dan kemudahan itu juga akan anda dapatkan.
Tidak terlalu penting slogan "TAATILAH RAMBU LALU-LINTAS" ditempel dimana-mana, karena saya tahu anda pasti sudah pandai membaca, tetapi yang lebih penting adalah kesadaran diri masing-masing untuk menciptakan suasana yang aman dan nyaman dalam berkendara. Sekian, terimakasih :)
*Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, saya hanya ingin berbagi uneg-uneg saya, dan mudah-mudahan juga anda berpikir demikian. hehe
NB: Ini lebih ke kendaraan umum/pribadi yang tidak termasuk dalam kendaraan yang diprioritaskan menurut UU LLAJ (seperti ambulans, pemadam kebarakan, dll) karena mereka punya tugas dalam keadaan darurat, sehingga dikecualikan.
Bandung, 14 Juli 2012
- Sajak Kunci hukum, inspirasiana, korupsi, lalu lintas, lampu merah, pelajaran, waktu
Dalam kesakitan teruji kesabaran. Dalam perjuangan teruji keikhlasan. Dalam ukhuwah teruji ketulusan. Dalam tawakal teruji keyakinan
Dalam kesakitan teruji kesabaran.
Dalam perjuangan teruji keikhlasan.
Dalam ukhuwah teruji ketulusan.
Dalam tawakal teruji keyakinan
Hidup ini indah jika semuanya karena Allah SWT
Dalam perjuangan teruji keikhlasan.
Dalam ukhuwah teruji ketulusan.
Dalam tawakal teruji keyakinan
Hidup ini indah jika semuanya karena Allah SWT
Penilaian orang itu penting, tapi terlalu mengikuti penilaian orang lain, hidup jadi penuh kePentingan
Dulu, ketika masih di SMP-SMA saya tidak terlalu memperhatikan penampilan, berpakaian seadanya, jarang sisiran, dsb.
Orang-orang disekitar pun berkata: "Yang rapi dikit, dong. Penampilannya diperhatikan dikit, kan bagus"
Awalnya saya tidak terlalu peduli dan menganggap suara-suara itu hanya menggangu, saya suka gaya seperti sekarang, yg sederhana, toh Rasul jg mengajarkan kesederhanaan kan?
Tetapi kemudian, saya juga mengetahui bahwa Rasul juga mengajarkan teladan lewat akhlak yang baik, penampilan yg bersih dan sedap dipandang. Contoh nyata yang sering terlihat, lebih dari cukup untuk merubah pandangan saya.
Lalu saya pun mulai belajar untuk menjaga kerapihan, lebih memperhatikan penampilan dari sebelumnya (tapi tidak terlalu).
Mandi lebih pagi, memakai pewangi, menggunting kuku, memakai baju rapi, dsb
Kemudian orang-orang disekitarpun berkata, "Rapih amat?" "Tumben" "Mau kemana?" mungkin pertanyaan itu juga tidak hanya dialamatkan pada saya, mungkin banyak yg juga mengalaminya.
Pelajaran: Apapun yang kita lakukan, pasti akan ada orang yang menilai, mengkritik, meskipun itu baik sekalipun. Kalau kita mengikuti setiap kata-kata orang, kita akan kehabisan kata-kata untuk dijadikan penguat. Seperti kisah seorang ayah dan anaknya yang mengendarai keledai.
Penilaian itu penting, tapi mengikuti setiap penilaian orang itu tidak terlalu penting, karena terlalu mengikuti penilaian orang, maka hidup kita akan penuh kePentingan yang akhirnya membuat kita bingung sendiri. Apalagi itu kepentingan orang lain...
Jadi, lakukan apa yang diyakini baik, dan biarkan kita menjadi pribadi yang biasa. Biarkan orang lain menilai, kita yang mengerjakan lebih tahu apa yang kita kerjakan.
Kita bukan bekerja untuk mereka kan? Kita juga tidak membayar atas penilaian mereka, untuk apa susah-susah bekerja demi penilaian orang, toh nilainya juga tidak semuanya kembali ke kita.
Bandung, 11 Juli 2012
*Komentar terbaik akan mendapatkan senyuman hangat dari saya. Penilaian anda saya bayar lo, jadi ga rugi kan? :)
Waktu juga mempunyai waktunya sendiri
MT SuperNote
Status Facebook dari salah seorang motivator ternama itu terang saja memenuhi layar notebook dihadapanku, seperti seorang tahanan yg mendapatkan cahaya setelah terpenjara bertahun-tahun dalam penjara bawah tanah. Beberapa saat yang lalu aku adalah seorang tahanan, yg tertahan oleh kegundahan hatiku sendiri, seorang kesatria yg dulunya gagah perkasa, tiba-tiba saja terpejam, menunduk dan terseret dalam penjara, gelap tak bersuara.
Lama ia terdiam, tanpa sebisikpun suara menemaninya, bahkan suara hatinya pun seolah enggan berkata.
Yah, kalimat sang motivator itu segera saja memenuhi kepalanya hingga ke ubun-ubun, lalu turun dan merayap diantara celah-celah gelap, yang selama ini memenjarakannya dalam ruang tak berdasar. Atas dasar apa ia memenjarakan dirinya dalam kegundahan?
Entah. Karena itulah aku menyebutnya ruang tak berdasar. Sebuah ruang yang tercipta dari sebuah ketidaktahuan, pengerdilan otonom dari seorang kesatria yang bahkan ia sendiri tidak tahu apa penyebabnya.
Bukan karena namanya yg sering disebut orang karena luar biasanya, bukan karena wajahnya yg sering muncul di layar kaca, apalagi kutipan-kutipannya yang selalu nampak dimana-mana, seolah ada jutaan motivator di luar sana. Tapi, karena pesan itu amat dekat dengan apa yang dinamakannya "Jalan Cahaya", sebuah jalan yang tidak nampak, tapi dengan tidak nampaknya itu orang semakin percaya bahwa jalan itu ada, dan terus menapakinya tanpa peduli berapa jauh jarak yang ditempuhnya.
Jalan itu amat dekat, apalagi bagi seorang tahanan di penjara gelap, melihat cahaya adalah impiannya yang setiap ia bisikkan dalam hatinya
Dan setiap baris dari kalimat itu, sangat menyentuh bahkan menampar hingga selimut hitam yang menutupi tubuhnya pun terkoyak, menampakkan sedikit bagian tubuhnya yg kekar dan bertenaga.
"MASA MUDAMU HANYA SATU KALI, DAN BERLALU SANGAT CEPAT SEKALI"
Ia masih ingat, betapa puluhan tahun yg lalu, sebelum ia terperangkap seperti sekarang, ia adalah anak yg lincah dan gemar bertualang. Gunung, hutan, dan lautan menjadi taman bermain yang tidak pernah bosan dikunjunginya.
Namun, waktu itu berlalu begitu cepat, kini ia justru terdiam, dan hanya bisa menjelajah di antara ruang tak berdasar yang ia ciptakan sendiri.
Waktu berlalu begitu cepat, masa depan suram yang dulu ia bayangkan, kini benar-benar terjadi dan menyelimuti kehidupannya, bertahun-tahun lamanya. Tapi, bukankah waktu juga punya waktunya? ada waktu ketika waktu itu pun berhenti dan berakhir.
Namun pertanyaannya, bagaimana waktu itu berakhir? Apakah dengan kematian? Entahlah, hanya waktu yg bisa menjawab.
Kapan waktu itu berakhir? Aku juga tidak tahu, yang aku tahu selama waktu itu belum berakhir, berarti waktu untukku juga belum berakhir, masih ada waktu.
"Paksalah dirimu untuk menjadi lebih kuat daripada rasa malas dan kesenangan menunda."
"Masa mudamu adalah masa penentu kualitas masa depanmu."
"Dan ingatlah,"
"Masa mudamu hanya satu kali dan akan berlalu sangat cepat sekali."
"Jangan menunda, start now!"-Mario Teguh
Masing-masing kita punya ruang untuk kita tempati, ruang tak berdasar adalah satu dari banyak ruang yang bisa kita ciptakan. Ruang apa yang ingin kau ciptakan?
Ruang dan Waktu, keduanya saling berhubungan. Jika ruang itu tak berdasar, apakah waktu juga tak berakhir?
Mungkin
Karena selama kita belum menemukan dasar dari ruangan itu, waktu terus berjalan, dan kita selamanya akan terombang-ambing dalam ruangan itu, tanpa tahu berapa lama waktu yang kita habiskan di dalamnya.
Aku ciptakan ruang berpikir untuk kita semua.
Tidak, aku tidak perlu menciptakannya, karena sebelum ada ruang berpikir pun, kita sudah berpikir, lalu untuk apa?
Kalau bukan ruang, baiklah aku ciptakan waktu untuk kita berpikir.
Tidak!
Bahkan sebelum aku ciptakan pun, waktu sudah berjalan, lalu untuk apa?
Jadi, apa yang harus kulakukan?
Mencipta bukanlah tugasku, tapi karena kita semua sudah terlanjur masuk ke dalam ruang pena yang aku ciptakan ini, kita semua butuh ruang dan waktu untuk berinteraksi di dalamnya.
Tapi aku bukan pencipta, bukan Tuhan.
Lalu?
Hanya waktu yang bisa menjawab
Waktu pun punya waktunya sendiri
Lalu apakah waktu itu dibiarkan begitu saja?
Selama waktu terus berjalan, ia akan terus diseret menuju waktu yang lain.
Waktu punya waktunya sendiri untuk berakhir, dan sekarang adalah waktunya saya untuk mengakhiri tulisan ini.
Terimakasih telah mendampingi waktu yang ada dalam ruang pena ini dengan ruang waktu anda. Semoga di waktu yang lain waktu kita bisa bertemu kembali dalam ruang yang sama, walaupun tidak dalam waktu yang sama.
Sekian.
-Iqbal FR-
Bandung, 8 Juli 2012
MASA MUDAMU HANYA SATU KALI, DAN BERLALU SANGAT CEPAT SEKALI
Sahabatku yang muda dan letih dengan kehidupan yang itu-itu saja,
Paksalah dirimu untuk menjadi lebih kuat daripada rasa malas dan kesenangan menunda.
Kehidupan ini lebih penting daripada hanya menua sambil menghindari kewajiban untuk menjadi pribadi yang lebih terdidik dan mampu menghasilkan pelayanan yang menguntungkan sesama.
Paksalah dirimu untuk lebih tekun mempelajari yang penting bagimu di masa depan, dan paksalah dirimu menyelesaikan tugas yang menjadikanmu boleh memasuki kelas kehidupan yang berikutnya.
Apakah engkau tak tertarik untuk menjadi kekasih yang dibanggakan oleh wanita pilihanmu?
Ingatlah bahwa bagi wanita,
“Success is sexy.”
Dan,
“Kemapanan itu lebih penting daripada ketampanan.”
Jika sulit bagimu untuk menggoyang kegalauanmu lepas dari hatimu, galaulah saja – tapi pastikan engkau tetap mempelajari yang penting dan melakukan pekerjaanmu dengan sebaik-baiknya.
Kita semua akan menua, tapi jangan sampai menua sebagai orang miskin yang lemah dan banyak penyakit.
Masa mudamu adalah masa penentu kualitas masa depanmu.
Dan ingatlah,
Masa mudamu hanya satu kali dan akan berlalu sangat cepat sekali.
Jangan menunda, start now!
Mario Teguh – Loving you all as always
![]() |
1.bp.blogspot.com - time |
Status Facebook dari salah seorang motivator ternama itu terang saja memenuhi layar notebook dihadapanku, seperti seorang tahanan yg mendapatkan cahaya setelah terpenjara bertahun-tahun dalam penjara bawah tanah. Beberapa saat yang lalu aku adalah seorang tahanan, yg tertahan oleh kegundahan hatiku sendiri, seorang kesatria yg dulunya gagah perkasa, tiba-tiba saja terpejam, menunduk dan terseret dalam penjara, gelap tak bersuara.
Lama ia terdiam, tanpa sebisikpun suara menemaninya, bahkan suara hatinya pun seolah enggan berkata.
Yah, kalimat sang motivator itu segera saja memenuhi kepalanya hingga ke ubun-ubun, lalu turun dan merayap diantara celah-celah gelap, yang selama ini memenjarakannya dalam ruang tak berdasar. Atas dasar apa ia memenjarakan dirinya dalam kegundahan?
Entah. Karena itulah aku menyebutnya ruang tak berdasar. Sebuah ruang yang tercipta dari sebuah ketidaktahuan, pengerdilan otonom dari seorang kesatria yang bahkan ia sendiri tidak tahu apa penyebabnya.
Bukan karena namanya yg sering disebut orang karena luar biasanya, bukan karena wajahnya yg sering muncul di layar kaca, apalagi kutipan-kutipannya yang selalu nampak dimana-mana, seolah ada jutaan motivator di luar sana. Tapi, karena pesan itu amat dekat dengan apa yang dinamakannya "Jalan Cahaya", sebuah jalan yang tidak nampak, tapi dengan tidak nampaknya itu orang semakin percaya bahwa jalan itu ada, dan terus menapakinya tanpa peduli berapa jauh jarak yang ditempuhnya.
Jalan itu amat dekat, apalagi bagi seorang tahanan di penjara gelap, melihat cahaya adalah impiannya yang setiap ia bisikkan dalam hatinya
Dan setiap baris dari kalimat itu, sangat menyentuh bahkan menampar hingga selimut hitam yang menutupi tubuhnya pun terkoyak, menampakkan sedikit bagian tubuhnya yg kekar dan bertenaga.
"MASA MUDAMU HANYA SATU KALI, DAN BERLALU SANGAT CEPAT SEKALI"
Ia masih ingat, betapa puluhan tahun yg lalu, sebelum ia terperangkap seperti sekarang, ia adalah anak yg lincah dan gemar bertualang. Gunung, hutan, dan lautan menjadi taman bermain yang tidak pernah bosan dikunjunginya.
Namun, waktu itu berlalu begitu cepat, kini ia justru terdiam, dan hanya bisa menjelajah di antara ruang tak berdasar yang ia ciptakan sendiri.
Waktu berlalu begitu cepat, masa depan suram yang dulu ia bayangkan, kini benar-benar terjadi dan menyelimuti kehidupannya, bertahun-tahun lamanya. Tapi, bukankah waktu juga punya waktunya? ada waktu ketika waktu itu pun berhenti dan berakhir.
Namun pertanyaannya, bagaimana waktu itu berakhir? Apakah dengan kematian? Entahlah, hanya waktu yg bisa menjawab.
Kapan waktu itu berakhir? Aku juga tidak tahu, yang aku tahu selama waktu itu belum berakhir, berarti waktu untukku juga belum berakhir, masih ada waktu.
"Paksalah dirimu untuk menjadi lebih kuat daripada rasa malas dan kesenangan menunda."
"Masa mudamu adalah masa penentu kualitas masa depanmu."
"Dan ingatlah,"
"Masa mudamu hanya satu kali dan akan berlalu sangat cepat sekali."
"Jangan menunda, start now!"-Mario Teguh
Masing-masing kita punya ruang untuk kita tempati, ruang tak berdasar adalah satu dari banyak ruang yang bisa kita ciptakan. Ruang apa yang ingin kau ciptakan?
Ruang dan Waktu, keduanya saling berhubungan. Jika ruang itu tak berdasar, apakah waktu juga tak berakhir?
Mungkin
Karena selama kita belum menemukan dasar dari ruangan itu, waktu terus berjalan, dan kita selamanya akan terombang-ambing dalam ruangan itu, tanpa tahu berapa lama waktu yang kita habiskan di dalamnya.
Aku ciptakan ruang berpikir untuk kita semua.
Tidak, aku tidak perlu menciptakannya, karena sebelum ada ruang berpikir pun, kita sudah berpikir, lalu untuk apa?
Kalau bukan ruang, baiklah aku ciptakan waktu untuk kita berpikir.
Tidak!
Bahkan sebelum aku ciptakan pun, waktu sudah berjalan, lalu untuk apa?
Jadi, apa yang harus kulakukan?
Mencipta bukanlah tugasku, tapi karena kita semua sudah terlanjur masuk ke dalam ruang pena yang aku ciptakan ini, kita semua butuh ruang dan waktu untuk berinteraksi di dalamnya.
Tapi aku bukan pencipta, bukan Tuhan.
Lalu?
Hanya waktu yang bisa menjawab
Waktu pun punya waktunya sendiri
Lalu apakah waktu itu dibiarkan begitu saja?
Selama waktu terus berjalan, ia akan terus diseret menuju waktu yang lain.
Waktu punya waktunya sendiri untuk berakhir, dan sekarang adalah waktunya saya untuk mengakhiri tulisan ini.
Terimakasih telah mendampingi waktu yang ada dalam ruang pena ini dengan ruang waktu anda. Semoga di waktu yang lain waktu kita bisa bertemu kembali dalam ruang yang sama, walaupun tidak dalam waktu yang sama.
Sekian.
-Iqbal FR-
Bandung, 8 Juli 2012
- Sajak Kunci hikmah, inspirasiana, kutipan, langit bumi, mental, pemuda, renungan, semangat, waktu
Alamat Palsu, Nomer Palsu? Salah alamat bisa terjadi kepada siapa saja, termasuk anda!
Beberapa hari yang lalu saya mendapat SMS yang cukup "meresahkan", memang isinya tidak semaksa SMS Mama, SMS Papa, atau seseram ancaman dariSMS ini saya dapat kita-kita 2 minggu setelah saya mengaktifkan kartu X* saya. Awalnya semua berjalan wajar-wajar saja, nomer ini saya gunakan untuk layanan BlackBerry BIZZ karena saya butuh layanan push email dan BBM. Tapi kemudian,negara apipenculik, tetapi cukup mengganggu apalagi dikirim berulang-ulang.
Berikut isi SMS nya:

Bagi anda yg punya lebih dari satu nomer -seperti saya- mungkin sedikit terkejut ketika membaca SMS ini, apalagi memang kondisinya sama seperti yg dibilang si pengirim, yaitu punya 2 kartu, satu untuk seling (kerja) dan satu lagi untuk pribadi.
Untungnya, saya tidak segera membaca SMS ini, karena kebetulan kartu yg sedang aktif pada saat itu adalah kartu pribadi saya, IM*. Kemudian, berhubung saya perlu untuk mengakses email dan BBM, maka saya pun ganti kartu ke yang X*.
Loading.... *booting BB lumayan lama
Seketika layar dijejali 10SMS di Inbox, dan 2 Misscall. Karena penasaran, saya segera cek barangkali itu pesan penting. Tanpa saya duga, ternyata SMS itu isinya sangat "meresahkan" dan bisa dibilang "teror" karena tidak hanya sekali dikirimkan, tetapi berkali-kali.
Selain SMS yg pertama tadi, ada juga SMS selanjutnya:
"Wng nek ws bejad susah dipercaya" (Kalau seseorang sudah buruk akhlaknya, susah dipercaya)
Saya semakin kaget. *Ya Allah, apa salah saya hingga orang ini mengirim SMS seperti ini??
Lebih dari 4 kali kata2 itu dkirim ulang oleh pemilik nomer 087824****** ini.
Karena saya sama sekali tidak mengenal siapa pemiliknya, dan baru pertama menggunakan kartu ini, saya pun bertanya:
"Maaf, ini siapa ya?"
Orang itu membalas, dan mengaku namanya Basilah
*Saya tidak pernah mengenal siapa itu Basilah
Belum selesai sampai disitu, di akhir SMS berikutnya (SMS ke-10) saya akhrinya tahu apa masalah sebenarnya, isi SMS nya:
"Sape kapan km bisa jur2 sam sumi nya sdri.Kena pa mulut km ga bisa di pegang.."
"Opacen ws bejad"
Oke, sampai titik ini saya tidak bisa lagi diam, karena sudah cukup meresahkan dan kasihan jg orang itu marah-marah ke alamat yg salah.
Untuk meredakan ketegangan, dan berusaha untuk memutus benang permasalahannya, maka saya pun dengan tenang menjawab:
"Maaf, saya belum pernah mengenal yg bernama Basilah sebelumnya. Saya baru dapat kartu ini seminggu yg lalu. Kalau memang pak Basilah pny kenangan yg krg baik dgn pemilik nmr ini sebelumnya. Mari kita sama2 doakan spya ybs diberi ptnjuk agr lebih baik. Saya jg minta maaf krn tidak mengetahui apa2 tentang hal ini. Harap maklum. Terima kasih :)"
Tidak lama kemudian, orang itu membalas:
"Ah tai" *maaf kalau kurang berkenan, tapi itulah yg beliau kirimkan*
SMS terakhir itu mengakhiri percakapan kami, karena saya merasa tidak ada untungnya dan tidak penting. Tentu saja saya tidak memberitahu siapa saya, karena itu tidak perlu dan cukup menggaggu.
Sampai disini, saya anggap masalah ini telah selesai dan tidak perlu diingat lagi.
Hari berikutnya..
Kembali org tersebut melancarkan "teror" nya, namun kali ini tidak via SMS tetapi telpon.
Mon, Feb 13, 2012 18:34
Missed Call: +6287824******
Saya tidak sempat mengangkatnya karena memang sedang tidak membawa HP. Baru ketika saya buka HP kembali, sudah ada 8 MissCall dari nomer tersebut.
Meresahkan bukan? apalagi ketika sedang ada urusan, namun tiba-tiba ada misscall dari org salah alamat. Saya mengerti mungkin bapak ini khawatir terhadap kondisi istrinya, tapi saya bukan istrinya..
Mungkin kalau saya iseng bisa saja saya balas yg lebih parah dari SMS nya, tapi itu tidak penting. Maka saya abaikan saja Misscall itu.
Hal ini terulang hingga 2 hari kemudian, misscall berturut-turut yg kurang jelas apa tujuannya. Sampai suatu kali saya putuskan untuk mengangkatnya, dan seperti kebanyakan MissCall, tidak ada suara apapun diseberang sana kecuali suara hampa.
Sampai tulisan ini dibuat, sudah ada 11 Missed Call dari org tersebut, karena sudah biasa akhirnya saya tidak ambil pusing dan saya biarkan saja.
Apabila anda termasuk salah satu yg pernah mengalami hal ini, semoga kita semua bisa mengambil hikmahnya. Khusus bagi pengirim (pak basilah) atau siapapun yg pernah megalami hal serupa, saya mohon maaf sekali lagi, saya hanya ingin berbagi dan semoga ini menjadi jalan kita semua agar lebih baik
Sekian. Terima Kasih
NB: Mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Kesamaan nama, tempat, dan kejadian merupakan unsur ketidaksengajaan.
Kasus ini menjadi renungan bagi kita semua, bahwa alangkah baiknya kita mendahulukan etika dalam komunikasi, khususnya via SMS dimana kita tidak mengetahui secara langsung siapa yg kita ajak bicara, apalagi kita belum pernah mengetahui nomer lawan SMS kita sebelumnya. Maka mari kita biasakan:
- Awali dengan memastikan siapa lawan SMS kita
- Gunakan bahasa yang sopan dan santun
- Sampaikan dengan jelas apa maksud tujuan kita menghubungi ybs
- Segeralah minta maaf jika memang Salah Alamat
- Kalau memang tidak ada keperluan, jangan bersikap terlalu "ramah" dengan buru-buru mengajak kenalan, apalagi mengaku fans berat. Karena tidak semua orang menyukai hal itu.
- Kalau sudah jelas itu bukan orang yg anda maksud, jangan terlalu "Optimis" dengan selalu menanyakan hal yg sama dan mengajak kenalan terus-menerus, karena itu sangat mengganggu
CATATAN:
- Hal yang menarik dari kasus diatas adalah, kecenderungan untuk tidak mengecek kebenaran nomer tujuan. Saya melihat adanya unsur ketidak sengajaan, atau memang kekeliruan yang terjadi.
- Nomer ini saya dapat secara GRATIS yang dibagikan setiap akhir Kajian Ma'rifatullah di Daarut Tauhid. Ini adalah salah satu sarana dakwah melalui SMS, yaitu bergabung dalam SMS Komunitas XL.
- Dari kejadian ini, saya menemukan ada suatu fenomena "recycle nomer HP", dimana nomer HP yang pernah digunakan, kemudian tidak aktif, setelah jangka waktu tertentu maka akan di"recycle" dan dijual kembali sebagai nomer baru. Entah apakah hal ini memang benar atau tidak, namun yang pasti saya mengalami ini lebih dari 1 kali dengan Operator yang berbeda.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Categories
inspirasiana
(41)
puisi
(33)
hikmah
(29)
sajak
(28)
perjalanan
(26)
renungan
(11)
langit bumi
(9)
mimpi
(8)
pemuda
(8)
introspeksi
(6)
poetry
(5)
reblog
(5)
#GamusStory
(4)
hujan rindu
(4)
kultwit
(3)
kutipan
(3)
nikah
(3)
pelajaran
(3)
InspirasiMM
(2)
MyDreamSeries
(2)
jejak pena
(2)
punggung awan
(2)
selftalk
(2)
TourBandungGresik
(1)
fiksi
(1)
Popular posts
-
[on Sunday, June 20, 2010 at 4:00pm] Assalamu alaikum.. Adikku tersayang.. Ku tulis ini sebagai permintaan maaf dan salam perpisahan Sebelu...
-
H ari ini hari yang bersejarah A wal dari perjuangan yang tak kenal lelah R emaja Indonesia telah bersumpah I ndonesia ku tidak untuk ter...
-
Dalam kesakitan teruji kesabaran. Dalam perjuangan teruji keikhlasan. Dalam ukhuwah teruji ketulusan. Dalam tawakal teruji keyakinan Hi...
-
Lelah Aku pun marah Pada suara-suara yang memerahkan telinga Pada bisikan yang mengusik jiwa Aku marah pada diriku yang tidak bisa...
-
Tak perlu banyak bicara, hanya berbagi dan biarkan imajimu mengartikannya sendiri, seperti diamnya langit dan bumi penuh makna yang menarik ...